Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.
3. Bibit siklon tropis 95W tumbuh di Samudra Pasifik
Bibit siklon tropis 95W tumbuh di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat, tepatnya di sekitar 8.8°LU 130.9°BT, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 mb. Berdasarkan citra satelit Himawari-8 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem.
Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori Rendah.
Baca Juga: Dilaporkan ke KPK, Bupati Cianjur Herman Suherman tepis tudingan menyelewengkan bantuan korban gempa
4. Aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO)
Aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan di wilayah Indonesia.***
Artikel Terkait
BMKG peringatkan potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru
Puncak cuaca ekstrem, ribuan rumah di Makasar terdampak banjir. Warga sebut kejadian berulang setiap tahun
Puan Maharani khawatir cuaca ekstrem di Jabodetabek, Puan: Keselamatan masyarakat jadi prioritas
Hadapi cuaca ekstrem di Pulau Jawa, Jokowi imbau tidak panik dan ikuti arahan BMKG