Pengakuan anak pendeta : Saya tahu betul siapa Anies Baswedan. Sama sekali tidak intoleran apalagi ekstrem..

"Dari saya dari dulu sudah tidak pernah men-cap intoleran," tegasnya.

Kemudian ketika Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017 pun dan juga ketika kampanye Anies Baswedan tidak pernah mengharuskan saya untuk masuk masjid maupun sebaliknya.

"Kita harus masuk rumah ibadah yang lain juga ya. Kita jalan saja, kita tidak pernah saya harus masuk masjid, beliau harus masuk gereja. Tidak pernah ada pemaksaan apapun. Tidak pernah ada intervensi apapun. Jadi tetap kita meyakini agama kita masing-masing," ungkapnya.

Baca Juga: Ikuti aksi protes disebut sebagai penentang Tuhan, masyarakat Iran kembali penuhi ibukota Teheran

"Kita bekerja secara profesional dan justru itu yang melekatkan serta hubungan kita lebih dari seorang pekerja, tapi justru lebih dari sahabat dari orang tua jadi keluarga," sambungnya.

Anies Baswedan sendiri kerap mengajak seluruh relawan membantu menjawab keraguan masyarakat terhadap dirinya yang dituduh sebagai pemimpin intoleran dan politik identitas.

Anies mengatakan anggapan masyarakat terhadap dirinya yang intoleran dan tokoh politik identitas masih melekat ketika berkunjung ke beberapa wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno pastikan ranah privat masyarakat tetap terjamin seiiring pengesahan KUHP

"Karena kami ketemu dengan cerita bahwa Gubernur Jakarta itu intoleran, Gubernur Jakarta ini politik identitas dan lain-lain, kami tolong dibantu menjawabnya," kata Anies di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (11/12/2022).

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu menegaskan bisa menjawab tuduhan tak berdasar itu dengan rekam jejak saat masih menjabat.

Namun untuk menjawab keraguan itu dalam skala nasional dari citra politik pada Pilkada 2017 silam, Anies membutuhkan bantuan relawan, terlebih ketika bertemu dengan kelompok yang berbeda pandangan.***