Konsep ini dipahami, dipahami secara luas oleh para pendiri bangsa, itu dapat dilihat ketika menyiapkan dokumen metayuridis seperti Pancasila ataupun UUD 1945, di mana di dalamnya juga dirumuskan oleh ulama.
"Mereka yakin yang dilakukan ini hal baik. Kita bersyukur, agama menyediakan demokrasi berkembang," tambahnya.
Baca Juga: Serang Ryazan dan Saratov, Kanselir Jerman khawatir dengan Ukraina
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia ini mengingatkan, supaya masyarakat Indonesia tidak terbawa pada persepsi seolah-olah agama menjadi destruktif untuk kemanusiaan. Konflik paling mematikan di sejarah umat manusia, tak ada karena faktor agama.
"Konflik yang paling mematikan terkait ideologi, bukan karena agama," tegasnya.
TGB mengatakan, Indonesia lahir bukan karena kompromi. Dokumen berbangsa menunjukkan para tokoh agama dan tokoh bangsa mengambil kebaikan dari agama. Membahas indonesia, lepas dari ego masing-masing.
"Roemah Bhinneka bagian dari tanam kebaikan untuk masa depan," tambahnya.
Acara yang dimoderatori Dr Chafid Wahyudi juga menghadirkan Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation KH Said Aqil Siradj, Ketua I PGIW Jawa Timur Pendeta Andri Purnawan, Dir Binmas Polda Jawa Timur Kombes Pol Asep Irpan Rosadi. ***
Artikel Terkait
4 Keistimewaan dan kemuliaan bagi wanita hamil, salah satunya mendapat pahala jihad
Serang Ryazan dan Saratov, Presiden Macron desak Zelenskiy berhenti serang Rusia
Serang Ryazan dan Saratov, Kanselir Jerman khawatir dengan Ukraina
Lama Bungkam, Sule akhirnya terpaksa ungkap alasan perceraian dengan istri pertamanya, orang ketiga?
Serang Ryazan dan Saratov, Jens Stoltenberg ungkap begini...