Diskusi ilmiah Roemah Bhinneka, TGB Zainul Majdi: Di undang-undang dasar itu ada dua kata Allah

photo author
- Selasa, 6 Desember 2022 | 10:12 WIB
Diskusi ilmiah di Universitas 17 Agustus Surabaya: Moderator Dr Chafid Wahyudi, Ketua Umum NWDI TGB HM Zainul Majdi, Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation KH Said Aqil Siradj, Ketua I PGIW Jawa Timur Pendeta Andri Purnawan, Dir Binmas Polda Jawa Timur Kombes Pol Asep Irpan Rosadi
Diskusi ilmiah di Universitas 17 Agustus Surabaya: Moderator Dr Chafid Wahyudi, Ketua Umum NWDI TGB HM Zainul Majdi, Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation KH Said Aqil Siradj, Ketua I PGIW Jawa Timur Pendeta Andri Purnawan, Dir Binmas Polda Jawa Timur Kombes Pol Asep Irpan Rosadi

JAKARTA INSIDER - Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) TGB HM Zainul Majdi menghadiri sekaligus menjadi pembicara dalam diskusi ilmiah yang digelar Roemah Bhinneka di Universitas 17 Agustus, Surabaya.

Dalam kesempatannya, Gubernur NTB periode 2008–2018 itu mengungkapkan Indonesia merupakan negara dengan dokumen berbangsa paling religius.

"Di undang-undang dasar itu ada dua kata Allah. Di pembukaan atas berkat rahmat Allah dan pada sumpah presiden," katanya, Senin (5/12/2022).

Baca Juga: Lama Bungkam, Sule akhirnya terpaksa ungkap alasan perceraian dengan istri pertamanya, orang ketiga?

Menurut Ketua Harian Nasional Partai Perindo ini, hal ini harus disyukuri karena di Indonesia agama memberikan ruang demokrasi berkembang.

"Agama dengan demokrasi dapat bersanding, agama Islam dari sisi ajaran Islam menyediakan ruang yang sangat cukup untuk demokrasi," bebernya.

Dia juga mengakui, di dalam Islam ada ruang aqidah, di mana tinggal ikut saja, tak boleh ditambah dan dikurangi. Ada ruang ritual ibadah seperti salat lima waktu atau berhaji.

Baca Juga: Serang Ryazan dan Saratov, Jens Stoltenberg ungkap begini...

Kemudian ada ruang muamalah, di dalamnya mencakup ruang berbangsa, bersosialisasi, beradab dan ekonomi. Ruang muamalah tak detail memberi petunjuk.

"Hanya ada prinsipnya saja. Yang diberikan Islam bukan detil, namun panduan-panduan," urainya.

Termasuk yang paling utama, kata Doktor Ahli Tafsir Alquran ini, adalah insaniah kemudian kesetaraan, keadilan, kemerdekaan, dan kebebasan.

"Apapun namanya sistem pemerintahan, republik, kesultanan, kerajaan atau nanti ada lagi hasil peradaban di masa depan, sepanjang mengusung nilai (panduan agama) dan tak diametral maka itu islami," terangnya.

Baca Juga: 4 Keistimewaan dan kemuliaan bagi wanita hamil, salah satunya mendapat pahala jihad

TGB melanjutkan, di Indonesia berbicara budaya sesuai dengan sukunya, sepanjang budaya yang dikembangkan membawa kemuliaan, ketinggian dan mengarah kemaslahatan itu dapat disebut islami. Bahkan, bisa jadi lebih islami dibanding budaya di negara tempat lahirnya Islam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X