JAKARTA INSIDER – Seperti yang telah banyak diberitakan, gempa Cianjur dengan kekuatan 5,6 magnitudo pada Senin (21/11) telah meluluh lantakan bangunan dan perumahan. Tidak hanya itu korban jiwa dan korban luka-luka pun ikut menjadi perhitungan yang tidak sedikit.
Profesor riset Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN), Danny Hilman Natadwijaya tengah diwawancarai metro TV (22/11/2022) mengatakan gempa terjadi karena sumber gempa di darat dari satu sesar aktif dekat Cianjur yang belum terpetakan sebelumnya.
“Memang dekat dengan jalur Sesar Cimandiri yang sudah dikenal sejak lama ya. Tapi itu bukan di Sesar Cimandiri,” jelas Danny.
Baca Juga: Banjir Tangerang Selatan rendam 1.580 rumah 62 orang mengungsi
Danny menambahkan bahwa banyaknya kerusakan yang terjadi karena struktur bangunan yang tidak kuat menahan gempa.
“Kebanyakan kerusakan terjadi penyebabnya adalah struktur bangunan yang tidak tahan gempa. Strukturnya tidak baik,” jelas Danny.
Dalam rubrik opini di Media Indonesia (23/11/2022) ditulis oleh Nuraini Rahma Hanifa salah seorang Peneliti BRIN, ia menyebutkan beberapa penjelasan mengenai gempa yang terjadi di Cianjur.
Dikutip dari website BRIN oleh JAKARTA INSIDER pada Jumat (2/12/2022) mengenai penjelasan gempa Cianjur.
Pusat Riset Kebencanaan Geologi menjelaskan perihal banyaknya korban juga kerusakan akibat gempa bumi di Cianjur diakibatkan tiga hal.
Yang pertama, kondisi geologi yang berada pada lapisan tanah breksi yang meningkatkan kerentanan terhadap gempa. Kedua, kedalaman episentrum gempa. Ketiga, rentannya bangunan yang berada di wilayah Cianjur.
Rahma menuturkan gempa-gempa di Indonesia masih akan terus terjadi. Maka perlu bagi kita sebagai warga Indonesia agar bisa mempersiapkan segala sesuatu. Karena nya ia menjelaskan tujuh kiat sederhana agar bisa harmonis dengan gempa.