Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, vaksinasi "booster" menjadi penting sekali karena kasus COVID-19 di rumah sakit sedang meningkat.
Menurut dia, 74 persen kasus COVID-19 yang masuk rumah sakit dan kasusnya tergolong sedang dan berat itu diderita pasien yang belum di booster.
Untuk kasus yang meninggal, dalam gelombang terakhir ini 84 persen belum di booster.
Menurut Menkes, baru 66 juta yang telah melakukan vaksinasi booster dari dari 234 juta target sasaran.
Budi meminta tenaga kesehatan dan lansia di atas 60 tahun segera melakukan booster dosis kedua dan pakai IndoVac karena sudah terbukti sangat ampuh, tidak kalah dari produksi luar negeri.
Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Kementerian Kesehatan memprediksi, puncak gelombang Omicron XBB di Indonesia, terjadi pada Desember 2022 atau paling lambat awal Januari 2023.
Baca Juga: Ingin punya HP android spek sultan harga merakyat? ini rekomendasi HP keren dengan harga murah
Prediksi tersebut, merujuk pada puncak gelombang Omicron XBB di Singapura.
Sekarang, Singapura tengah menghadapi lonjakan COVID-19 yang dipicu subvarian XBB atau Omicron XBB.
“Kalau mengikuti pola Singapura, harusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati 20.000 per hari,” ujar Budi Gunadi Sadikin.
Baca Juga: Jeddah diterjang banjir bandang. Dua orang dilaporkan tewas
Menkes menyebutkan, XBB memicu kenaikan kasus COVID-19 yang sangat cepat.
Tetapi, virus XBB itu, tidak menimbulkan dampak besar pada angka rawat inap dan kematian. Berbeda dengan Omicron BA.1 dan BA.2.***