JAKARTA INSIDER – Kerajaan Arab Saudi dilaporkan telah menangkap dan menahan Pangeran Abdullah bin Faisal Al Saud pada 2020 sepulangnya dari Amerika Serikat.
Pangeran Abdullah ditahan karena ketahuan membahas penahanan sepupunya yang juga pangeran Saudi dengan sejumlah kerabat via telepon. Ketika itu, ia masih berada di Amerika Serikat.
Sejumlah media menyebut percakapan Pangeran Abdullah terekam oleh badan intelijen Saudi.
Ringkas cerita, pada Agustus 2022, pengadilan Saudi memvonis Pangeran Abdulah dengan hukuman 30 tahun penjara. Ini lebih berat dari hukuman sebelumnya yakni 20 tahun penjara dan 20 tahun larangan perjalanan ke luar negeri.
Penangkapan terhadap Abdullah mencuat usai Associated Press merilis laporan berisi dokumen pengadilan Saudi.
Beberapa pihak ramai-ramai mengecam Saudi telah melanggar kebebasan dan privasi warga negaranya.
Baca Juga: Kaesang dan Erina Gudono saling pamer empat foto bersama, prawedding?
Sejumlah lembaga pemantau hak asasi manusia mengecam sikap Saudi yang semakin buka-bukaan dalam memata-matai para pengkritik dan pemberontak, tak terkecuali anggota keluarga kerajaan.
Freedom House melaporkan Saudi menargetkan 14 negara termasuk dari Amerika Serikat. Tujuannya untuk memata-matai orang Saudi, meng ceritakan, atau memaksa mereka kembali ke kerajaan.
"Ini mengganggu, menakutkan, dan ini merupakan pelanggaran besar terhadap kebebasan bicara yang dilindungi," kata salah satu anggota Freedom House, Nate Schenkkan, seperti dikutip Fox News.
Arab Saudi buka suara
Terhadap tuduhan ini, Kedutaan Besar Arab Saudi di Amerika Serikat membantah telah menargetkan dan memata-matai pengkritik. Riyadh juga membantah telah memenjarakan Pangeran Abdullah.
Artikel Terkait
Pemerintah terus memastikan penjagaan keamanan untuk KTT G20, TNI dan Polri diminta tidak membuat kesalahan
KTT G20 Bali, Zelensky pastikan hadir secara virtual. Bagaimana dengan Putin?
Menjelang KTT G20 di Bali, Luhut: Jangan ada arogansi di tengah prajurit TNI dan Polri
Detik-detik menjelang pelaksanaan KTT G20, berikut ini daftar pemimpin negara yang dipastikan hadir di Bali