JAKARTA INSIDER - Awal Oktober lalu, Partai Nasional Demokrat (NasDem) telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 yang akan diusung NasDem. "Why not the best" ujar Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem.
Harapannya, Partai NasDem akan naik popularitasnya di mata masyarakat setelah lebih awal mendeklarasikan Anies capres NasDem.
Namun, untuk sementara ini, kondisi faktual berkata lain. Dari hasil survei nasional yang dilakukan NEW INDONESIA Research & Consulting pada 11-17 Oktober terhadap 1.200 responden, elektabilitas NasDem malah turun setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Baca Juga: Surya Paloh, dulu menentang politik identitas kini malah usung Anies Baswedan. Ini kata pengamat
"Makin terpuruk hingga di bawah parliamentary threshold (ambang batas parlemen)," kata Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono, dikutip JAKARTAINSIDER.ID dari antaranews.com (22/10/2022).
Elektabilitas NasDem saat ini sebesar 3,8 persen. Turun di bawah ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Pada Februari 2022, elektabilitas NasDem berada di atas ambang batas parlemen. Ketika itu elektabilitas NasDem dicatat sebesar 5,3 persen. Pada Juni 2022, elektabilitasnya turun menjadi 4,4 persen, dan pada Oktober 2022 sebesar 3,8 persen.
Baca Juga: Tim kecil NasDem-PKS-Demokrat matangkan format koalisi perubahan pada Pilpres 2024
"Tren penurunan elektabilitas NasDem sudah terjadi sejak Rakernas NasDem yang memutuskan tiga nama capres. Elektabilitas NasDem makin tergerus ketika akhirnya capres dukungan NasDem mengerucut pada Anies Basedan," ujar Andreas Nuryono.
Sementara itu, PDI Perjuangan sebagai masih unggul dengan elektabilitas 18,3 persen. Gerindra berada pada peringkat kedua sebesar 13,0 persen, disusul Partai Golkar 7,7 persen, PKB 7,1 persen, dan PSI 5,7 persen.
Partai-partai oposisi, yaitu Partai Demokrat 5,5 persen dan PKS 5,2 persen. Sementara itu, dua partai koalisi pemerintah, yakni PAN 2 persen dan PPP 1,7 persen.
Baca Juga: Kasus gagal ginjal misterius semakin menjadi, Dinkes DIY: Kita harus lebih berhati-hati
Andreas Nuryomo menjelaskan kehadiran partai-partai baru turut mengancam keberadaan partai yang dalam Pemilu 2019 lalu lolos ke Senayan. Elektabilitas Gelora sebesar 1,3 persen, Perindo (1,1 persen), dan Partai Ummat (1 persen). Selanjutnya, Hanura (0,5 persen) dan PBB (0,3 persen), sisanya partai-partai lain 0,7 persen, dan yang menjawab tidak tahu 25,1 persen.
Sejauh ini, mengingat belum pastinya koalisi NasDem, Demokrat dan PMS, belum tampak migrasi pendukung Anies Baswedan ke NasDem.