“Tidak serius dan tidak menawarkan apa-apa,” kata seorang profesor ilmu politik di Universitas Al-Quds, Ahmad Rafiq Awwad seperti dikutip dari laman Al Arabiya Selasa, 4 Oktober 2022.
“Lapid membutuhkan suara dari Israel-Arab dan dukungan dari partai-partai kiri untuk menang dalam pemilihan berikutnya, sehingga pemimpin Israel mengambil PBB sebagai kesempatan untuk mempromosikan kampanyenya,” tambahnya.
Pemilihan November sendiri kemungkinan akan menjadi duel antara Lapid dan Benjamin Netanyahu, yang rempat menjadi PM 1996 hingga 1999 dan 2009 hingga 2021.***
Artikel Terkait
PM Yair Lapid serta Joe Biden beri dukungan Palestina, pasukan Israel kembali gempur Al Aqsa