JAKARTAINSIDER – Putin umumkan kebijakan gilanya pada seluruh Pria Rusia untuk suka rela berperang melawan Ukraina.
Namun banyak dari pria Rusia dan bahkan warga Rusia ini tak ingin ikut andil dalam peperangan dan tak ingin membunuh orang Ukraina.
Tak sedikit dari mereka yang lari, menentang, dan bahkan keluar dari Rusia .
Seperti yang di ketahui pada hari Senin 26 September 2022 lalu, seorang pria Rusia menembakkan pelurunya pada seorang komandan militer.
Penembakan ini terjadi saat Moskow ingin mengumpulkan wajib militer untuk berperang di Ukraina.
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke kantor wajib militer di kota Ust-Ilimsk di wilayah Irkutsk, Rusia.
Pria menembak komandan tentara itu beredar setelah salah satu warga mengunggah Vidio.
Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan dia menembakkan setidaknya satu tembakan di dalam kantor wajib militer.
Ia juga meneriakan penolakan atas perintah berperang ke Ukraina.
Dalam video terpisah dia terlihat mengidentifikasi dirinya kepada petugas polisi sebagai Ruslan Zini berusia 25 tahun.
Mengenai hal ini, pihak kepolisian belum ada memberi konfirmasi atau info terbaru apapun.
Gubernur wilayah Irkutsk Igor Kobzev menulis di aplikasi pesan Telegram bahwa kepala kantor wajib militer berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.
“Pria bersenjata itu benar-benar akan menghadapi hukuman karena ia telah melakukan kejahatan penembakan terhadap seorang militer” tegas kobzev seperti di kutip newsweek.com Rabu 28 September 2022.
Insiden ini sendiri terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial pada Rabu lalu.
Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengatakan akan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk bertugas dalam konflik dengan Ukraina.
Artikel Terkait
Amerika Serikat memperingatkan konsekuensi jika Rusia menggunakan senjata nuklir
Kremlin ungkap tak ada keputusan lain, Rusia tetap rekrut tentara sukarela untuk perang Ukraina
Tuai kecaman dunia hingga tak boleh masuk Lithuania, Patriark Kirill tetap dukung invasi Rusia