JAKARTAINSIDER - Kremlin mengatakan tidak ada keputusan yang diambil apakah akan menutup perbatasan Rusia untuk menghentikan eksodus pria usia militer.
Di ketahui banyak warga Moskow khususnya pria lari karena tak ingin berperang dengan Ukraina.
Banyak dari pria Moskow yang melarikan diri dari negara itu setelah berhari-hari adegan kacau selama mobilisasi parsial untuk perangnya di Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada AlJazeera: “Saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Saat ini, belum ada keputusan yang diambil mengenai hal ini.” Dikutip dari laman AlJazeera Selasa 27 September 2022.
Laporan bahwa Rusia mungkin menutup perbatasan telah berkontribusi pada kekacauan sejak Presiden Vladimir Putin memberi perintah pekan lalu untuk memanggil ratusan ribu tentara cadangan dalam eskalasi terbesar dari perang tujuh bulan Ukraina.
Penerbangan keluar dari Rusia telah terjual habis dan mobil telah menumpuk di pos pemeriksaan perbatasan.
Laporan antrian 48 jam di satu-satunya perbatasan jalan ke Georgia, tetangga pro-Barat langka yang memungkinkan warga Rusia masuk tanpa visa.
Semua orang yang saya kenal panik,” kata David, seorang Rusia yang hanya memberikan nama depannya karena takut akan pembalasan, “Kami lari dari rezim yang membunuh orang” ucapnya.
Antrean panjang mobil juga terlihat di jalan-jalan menuju perbatasan dengan Kazakhstan dan Mongolia.
“Setiap orang yang dalam usia wajib militer harus dilarang bepergian ke luar negeri dalam situasi saat ini,” Sergei Tsekov, seorang anggota parlemen senior yang mewakili Krimea yang dicaplok Rusia di majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan dikutip dari AlJazeera Selasa 27 September 2022.
Mobilisasi militer itu disertai dengan pengumuman oleh Putin bahwa Moskow akan menggelar pemungutan suara untuk mencaplok empat provinsi Ukraina yang diduduki oleh pasukannya.
Barat menyebut pemungutan suara itu, yang akan berakhir pada Selasa, sebuah dalih palsu untuk merebut wilayah yang direbut secara paksa.
Panggilan militer telah menyebabkan protes berkelanjutan pertama di Rusia sejak perang dimulai, dengan satu kelompok pemantau memperkirakan setidaknya 2.000 orang telah ditangkap sejauh ini. Semua kritik publik terhadap “operasi militer khusus” di Ukraina dilarang.***
Artikel Terkait
Rusia akui ' cemburu ' tak di kasi bantuan senjata oleh Uni Eropa, Sergey Lavrov lakukan ini
Permintaan Ukraina dikabulkan Uni Eropa, kini rudal canggih siap untuk hadapi agresi brutal Rusia
Amerika Serikat memperingatkan konsekuensi jika Rusia menggunakan senjata nuklir