JAKARTA INSIDER - Ribuan warga Rusia berusaha kabur keluar negeri untuk menghindari mobilisasi 300 ribu tentara untuk dikirim ke Perang Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah mengumumkan keputusan untuk mobilisasi umum untuk mendapatkan 300 ribu tentara untuk dikirim ke perang Ukraina.
Namun, ribuan penduduk Rusia berusaha menghindari mobilisasi itu dan memilih melarikan diri keluar negeri.
Baca Juga: Enea Bastianini akui belum dengar perintah 'team order', sinyal tancap gas pol MotoGP Jepang?
Dikutip dari The Guardian pada Jumat, 23 September 2022, para pejabat Barat percaya bahwa Rusia “akan menghadapi tantangan besar” untuk memobilisasi 300.000 tentara tambahan.
Mereka rencananya akan direkrut ke angkatan bersenjatanya untuk dikirim ke Ukraina.
Militer Rusia juga diperkirakan akan kesulitan melatih dan memperlengkapi setiap rekrutan baru kecuali Kremlin menunggu beberapa bulan sebelum menempatkan mereka di garis depan di Ukraina.
Para ahli intelijen mengakui bahwa target perekrutan sebenarnya bisa lebih tinggi, tetapi meskipun beberapa laporan telah menyarankan tujuan sebenarnya Kremlin adalah untuk memobilisasi 1 juta orang.
Para pejabat menegaskan dalam sebuah briefing pada hari Jumat bahwa itu adalah keyakinan mereka bahwa akan sangat sulit bagi Rusia untuk merekrut 300 ribu tentara.
Ketika ditekan, seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa 300.000 jumlah tentara yang dibutuhkan untuk mengimbangi kekuatan Ukraina.
Baca Juga: KPK geledah gedung MA pasca Hakim Agung jadi tersangka
Pejabat itu menambahkan: “Pihak berwenang akan menghadapi tantangan besar bahkan dalam mengumpulkan jumlah personel ini.”
Artikel Terkait
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) prediksi puncak COVID-19 di Ukraina pada bulan Oktober
Kasus wanita emas korupsi ramai komentar, calon kuat pilpres 2024 Ridwan Kamil angkat bicara
Koalisi Pilpres 2024 mulai terdengar, Anies Baswedan: Kita bisa menyaksikan tuntasnya sebuah kerja besar
Sejumlah nama masuk bursa Pilpres 2024, Anies Baswedan: Ada seni tawar-menawar
Presiden AS Joe Biden puji PM Israel di Majelis Umum PBB, dukung solusi dua negara untuk dua bangsa