politika

Perang Rusia-Ukraina mendekati satu tahun, PBB desak perdamaian yang adil

Minggu, 19 Februari 2023 | 07:26 WIB
Ilustrasi Pertemuan pejabat NATO saat perang Rusia-Ukraina mendekati satu tahun sejak 24 Februari 2022. (Twitter/@jensstoltenberg)

JAKARTA INSIDER - Mendekati satu tahun konflik perang Rusia-Ukraina, Majelis umum PBB akan memberikan suara pada rancangan resolusi yang mendesak perdamaian adil antara kedua negara yang sedang konflik.

Rancangan resolusi untuk Rusia-Ukraina yang menekankan kebutuhan untuk mencapai, sesegera mungkin, perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi itu sejalan dengan Piagam PBB.

Sejak Rusia melakukan “operasi militer khusus” pada 24 Februari 2022, Ukraina telah kehilangan beberapa kotanya sekaligus mengguncang ekonomi dunia.

Baca Juga: AS tunjukkan bukti keterlibatan Teheran bantu Rusia invasi Ukraina, Iran malah bilang begini

Dilansir JAKARTA INSIDER dari laman Reuters pada Minggu (19/2/2023), PBB menuntut Moskow menarik pasukannya dan menyerukan pengenghentian permusuhan.

Majelis Umum PBB kemungkinan akan memberikan suara rancangan resolusi perdamaian antara Rusia dan Ukraina pada Kamis depan.

Berdasarkan laporan dari Reuters, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menolak mengomentari rancangan resolusi, yang diterima negara-negara anggota pada hari Rabu.

Baca Juga: Dimana peran Indonesia dalam konflik Rusia - Ukraina?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengusulkan 10 poin draf resolusi rencana perdamaian kepada Majelis Umum, tetapi para diplomat mengatakan akan menyederhanakan draf tersebut untuk mendapatkan dukungan sebanyak mungkin.

Beberapa negara, terutama negara-negara bagian selatan, khawatir mereka terjepit di tengah persaingan geopolitik yang intens.

Mengingat Rusia dan negara-negara Barat bersaing untuk mendapatkan pengaruh diplomatik.

Baca Juga: Terlibat dalam konflik lawan Rusia, ini daftar pasokan dari NATO untuk Ukraina

Sejak 2 Maret 2022, lima hari setelah invasi, Rusia diisolasi secara diplomatis sebagai kecaman dan menuntut Moskow menarik pasukannya.

Meski Moskow berada di tengah-tengah sanksi dan isolasi dunia, Rusia memperingatkan negara-negara Barat bahwa pemungutan suara yang akan dilaksanakan pada April akan dianggap sebagai "isyarat tidak ramah" dan diperhitungkan dalam pengembangan hubungan bilateral.

Halaman:

Tags

Terkini