JAKARTA INSIDER - Setelah 77 tahun Indonesia merdeka, pembangunan moda transportasi darat kereta api di Aceh, masih belum merdeka.
Padahal VOC Belanda telah meninggalkan infrastruktur kereta api sebagai transportasi publik yang menghubungkan Koetaradja (sebutan Banda Aceh tempo doeloe) dengan ibukota provinsi tetangga, Medan - Sumut.
Saat ini rakyat Aceh merindukan kembali pengaktifan transportasi publik kereta api dibawah PT KAI.
Teungku Rafli Kande Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ( F-PKS), menyuarakan suara rakyat Aceh kepada Pemerintah Pusat dan parlemen di Senayan, Jakarta.
"Harus ada jawaban psikologis bagi masyarakat, khusus buat Aceh, saya harap dukungan Komisi VI,
Agar tahun-tahun berikutnya ada kebijakan Pemerintah untuk penyelesaian pembangunan kereta api di Aceh," ujar Teungku Rafli KanDe saat rapat dengan PT KAI, Kamis (02/02/2023), di Bandung.
Teungku Rafli mengatakan bahwa Kereta api di Aceh sekarang cuma ada lima gerbong namun tidak menghubung antar 1 kabupaten pun.
"Jka berhistoris, dulu masa belanda ada kereta api, menghubungkan Stasiun Koeta Raja (Banda Aceh) - Medan.
Setelah merdeka 77 tahun semestinya ini sudah menjadi pemikiran kita bersama secara hati, untuk melakukan pemerataan pembangunan di Aceh, jangan hanya aset-aset dan tanah KAI aja di Aceh jadi bisnis.
Sehingga terjadi gesekan sosial disana," imbuh Teungku Rafli sebagaimana dilansir JakartaInsider, Senin (13/2).
Hingga saat ini, pembangunan jalur kereta api dari Medan ke Aceh yang dilakukan PT KAI baru sampai di perbatasan Sumut -Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Tamiang, pesisir timur Aceh.***