JAKARTA INSIDER – Ketegangan yang semakin panas antara Ukraina melawan Rusia sepertinya berpotensi disusul oleh Amerika Serikat dan China.
Negeri Paman Sam itu dirumorkan akan menabuh genderang perang kepada China dalam jangka waktu dekat.
Informasi potensi perang Amerika Serikat dan China muncul setelah seorang jenderal bintang empat Angkatan Udara AS memberikan sebuah pernyataan bahwa gencatan sejata bisa saja terjadi dalam kurun waktu dekat ke negara Tirai Bambu.
Baca Juga: Amerika Serikat kirim kendaraan tempur Bradley ke Ukraina, segini jumlahnya
Pernyataan akan adanya perang dengan China disampaikan oleh Jenderal Mike Minihan dalam sebuah surat terbuka kepada ratusan ribu personelnya.
Jenderal yang mengepalai Komando Mobilitas Udara Amerika Serikat itu menjelaskan bahwa ia mempunyai sebuah firasat akan terjadinya perang melawan China pada 2025 mendatang.
"Naluri saya memberi tahu bahwa kami akan berperang pada tahun 2025," kata Minihan, dikutip JAKARTA INSIDER dari Instagram @buddykuofficial, Kamis, 2 Januari 2023.
Baca Juga: Ukraina singgung penghancuran fasilitas senjata Iran pakai pesawat tak berawak
Menanggapi pernyataan Minihan dalam surat terbukanya, Patrick Ryder, pejabat pertahanan Amerika Serikat menyatakan bahwa apa yang dinyatakan jenderal bintang empat sebelumnya tidak menjadi sebuah acuan akan kepastian terjadinya gencatan senjata antara AS dengan China.
Kendati demikian, pernyataan Minihan dalam surat terbuka itu cukup untuk dijadikan sebuah kekhawatiran bagi parlemen dan peria senior perwira AS agar dijadikan sebuah kewaspadaan.
Kewaspadaan harus ada mengingat persaingan yang tinggi antara Amerika Serikat dan China dalam pengadaan alutsista perang dan jumlah peningkatan kualitas militer kedua belah pihak.
Baca Juga: Buntut korupsi di tengah perang Ukraina, Zelenskyy larang warganya bepergian ke luar negeri
Selain harus waspada, Brigadir Jenderal Angkatan Udara AS itu menegaskan, salah satu fokus Amerika Serikat saat ini adalah menjalin mitra kerja dengan sejumlah pihak, termasuk menjaga perdamaian Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
"Fokus kami bekerja bersama sekutu dan mitra untuk menjaga Indo-Pasifik yang damai, bebas, dan terbuka," ujar Ryder.***