Sementara banyak pihak mengatakan proyek KACJB di era kepemimpinan Didiek Hartyanto ini tak urgensi untuk rakyat.
Hal ini pernah diungkap politikus dan ahli filsafat Rocky Gerung dikutip dari chanel Refly Harun, bahwa dua proyek strategis milik pemerintah yakni kereta cepat dan ibu kota negara baru tidak ada urgensinya untuk rakyat Indonesia.
Baca Juga: Banjir kembali merendam permukiman di kota Sigli, warga berharap Pemkab Pidie sediakan ini
Sehingga dia memandang itu sebagai ambisi Jokowi lantaran dalam waktu dekat kepemimpinannya akan berakhir.
"Dasar rasionalitasnya enggak ada. Hitungan skala ekonominya enggak masuk. Tapi, hendak dilanjutkan," ujarnya.
Rocky mengatakan ini karena setelah pendanaan proyeknya diputuskan Presiden Joko Widodo boleh menggunakan APBN.
Bahkan Keputusan menggunakan APBN sebagai sumber pendanaan proyek tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) 93/2021 Perubahan atas Perpres 107/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
Baca Juga: Sebal dengan jerawat yang membandel? Atasi dengan hal ini agar wajah makin kinclong
Padahal, pada tahun 2015 silam Jokowi menuturkan bahwa proyek kereta cepat tidak akan menggunakan APBN lantaran menggunakan skema bussiness to bussines (B2B).
Inilah yang kemudian pembangunan kereta cepat yang digenjot di era Didiek Hartyanto saat ini terus menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Apalagi dananya sangatlah besar yaitu Rp 112,5 triliun.
Namun Presiden Jokowi dikutip dari laman Kementerian Kominfo pernah mengatakan, bahwa proyek KCJB yang telah mencapai 88,8 persen tersebut dapat meningkatkan mobilitas, daya saing, hingga munculnya pertumbuhan ekonomi baru.
"Kita harapkan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, mobilitas orang dan barang bisa menjadi cepat dan meningkat. Kemudian daya saing kita juga akan makin kuat."
Baca Juga: Resmi! Witan Sulaeman bergabung dengan Persija Jakarta musim ini
"Kemudian ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, di Jakarta ada, di Bandung ada, kemudian di Kabupaten Bandung juga terjadi," ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya usai peninjauan di Stasiun Tegalluar, Kawasan Infrastruktur PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Kabupaten Bandung, tahun 2022 lalu.
Selain di dalam negeri, Presiden juga berharap proyek KCJB–yang merupakan kereta cepat pertama di ASEAN tersebut–dapat meningkatkan konektivitas antarnegara di ASEAN.