JAKARTA INSIDER - Hamzah Haz, mantan Ketua PPP tengah galau melihat perkembangan PPP. Elektabilitasnya rendah.
Saat ini, jumlah kursi PPP di parlemen hasil Pemilu 2019, hanya 19 kursi. Turun 20 kursi dibandingkan hasil Pemilu 2014, 39 kursi.
Hamzah Haz, sebagai mantan Ketum PPP 1998-2007, khawatir jika tidak dikelola dengan baik jelang Pemilu 2024 dapat berpengaruh terhadap eksistensi PPP di parlemen.
Baca Juga: Rekam perjalanan Promedia Teknologi Indonesia di tahun 2022: Agustus jadi momen paling membanggakan
Bisa saja di Pemilu 2024, PPP tidak mendapat kursi di parlemen.
"Saya melihat kalau ini tidak dikelola dengan yang sungguh-sungguh bisa nanti itu Pemilu 2024 ya bisa hilang PPP-nya, dan karena itu saya juga merasa bertanggung jawab," ujar Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden ke-9, 2001-2004, saat memberikan sambutan di Muktamar IX PPP yang digelar secara virtual, dua tahun yang lalu (20/12/2020).
Hamzah Haz mengenang saat PPP berada di bawah kepemimpinannya.
"Dulu PPP menjadi salah satu partai yang diperhitungkan keberadaannya oleh partai politik besar lainnya semisal PDIP hingga Golkar", ujar Hamzah Haz.
Baca Juga: 31 Peserta MasterChef Indonesia Season 10 yang lolos ke babak bootcamp, siapakah yang terbaik?
Dijelaskan Hamzah Haz, pada Pemilu 1999 sampai 2004, PPP mendapat 58 kursi.
"Kita nomor 3, PDIP, Golkar dan PPP, kebetulan waktu itu saya yang memimpin. Alhamdulillah dapat nomor 3," kenang Hamzah Haz.
Penurunan perolehan suara yang signifikan terjadi mulai dari Pemilu 2009 hingga Pemilu terakhir pada 2019 lalu.
Saat PPP di bawah kepemimpinan Suryadharma, kursi PPP di parlemen turun dari 58 kursi menjadi 38 kursi di Pemilu 2009. Lalu di Pemilu 2014, naik jadi 39 kursi.