politika

Saleh Partaonan Daulay : Covid merebak di Tiongkok, PPKM di Indonesia malah mau diakhiri Jokowi..

Selasa, 27 Desember 2022 | 15:06 WIB
Kasus Covid kembali naik di Tiongkok (pixabay)

 

JAKARTA INSIDER - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah mewaspadai dan mempelajari secara baik merebaknya kembali Covid-19 di Tiongkok.

Menurut Saleh, hal ini penting dilakukan mengingat adanya informasi awal dari Presiden Joko Widodo bahwa (Jokowi), bahwa pada akhir Desember atau awal Januari PPKM di Indonesia akan diakhiri.

Di sisi lain, masyarakat menerima kabar bahwa Covid-19 mulai merebak lagi di Tiongkok.

Baca Juga: Banyak kasus perkawinan beda agama di PN, HNW: MUI dan Muhammadiyah tak perbolehkan perkawinan beda agama!

"Dulu, Indonesia kan juga bebas Covid-19. Tetapi, itu ternyata tidak lama. Begitu sampai di Indonesia, perkembangannya dahsyat. Ada banyak yang terpapar dan korban jiwa. Kita boleh saja melakukan pelonggaran. Tetapi, kita tetap harus cari cara agar masyarakat aman. Pandemi Covid-19 yang kita lalui selama lebih dua tahun, jangan terulang lagi," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/12/2022).

Saleh mengatakan pihaknya bisa memahami rencana pemerintah untuk mencabut PPKM.

Hal ini karena, kasus Covid-19 secara umum di dunia internasional telah mereda. Pencabutan PPKM penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: Uniknya Rumah Akar Kota Tua, Jakarta Pusat. Bikin kagum sekaligus bulu kuduk berdiri

"Adalah fakta bahwa banyak negara yang mengalami resesi pascapandemi. Kita perlu menghindari itu dengan mengaktifkan kembali aktivitas warga di sektor publik," tuturnya.

Dengan mencabut PPKM, pemerintah, menurutnya, mau menaikkan produktivitas dan kreativitas warga.

"Harapannya, ekonomi tumbuh dan berkembang. Angkatan kerja kita yang sangat tinggi dapat digerakkan untuk kepentingan nasional," ungkap Politisi Fraksi PAN itu.

Dalam konteks itu, Saleh meminta pemerintah melakukan beberapa hal.

Pertama, memastikan vaksin booster sudah mencapai target minimal.

Baca Juga: Sergey Lavrov berikan ultimatum pada Ukraina: Penuhi tuntutan Moskow atau Rusia tentukan nasib Ukraina

Halaman:

Tags

Terkini