Saya menggantikan Sandi menjadi Ketua Umum HIPMI Munas di Bali, dan Sandi-lah yang membantu saya sehingga saya bisa menjadi Ketua Umum HIPMI menggantikan Sandi. Bagi saya, persahabatan lebih penting dari segalanya," urai EA dalam keterangan persnya.
Baca Juga: Bek Persib Bandung asal Belanda merasa senang usai kembali bertanding, tapi sedih gegara hal ini
Keterlibatan EA dalam upaya pemenangan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno sudah jauh-jauh hari saya ketahui.
Hal itu bermula dari pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla sebelum penetapan Capres - Cawapres.
Hanya saja, EA lebih banyak tampil bersama Sandiaga, terutama dalam acara internal di DKI Jakarta. Saya sering mendapatkan kiriman foto-foto keterlibatan itu.
Hanya saja, publik secara luas belum mengetahui. EA juga tidak terkesan "pasang badan", hanya bergerak secara diam-diam.
Hubungan EA dengan Sandiaga sudah ia jelaskan. Saya juga mengetahui langsung, ketika EA terlibat dalam proses pemenangan Anies Rasyid Baswedan dan Salahuddin Uno sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Keterlibatan itu ia tampakkan dalam Putaran Kedua.
Sementara saya melibatkan diri sejak Putaran Pertama.
Dukungan EA membuat saya merasa lebih sumringah. Sekalipun berbeda dengan keputusan Partai Golkar, saya meminta izin (lebih tepat memberi tahu) dua tokoh utama Partai Golkar, yakni Muhammad Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie.
Pak JK menegur saya di hadapan Pak Sofyan Wanandi dan Pak Komaruddin Hidayat. Persisnya pada tanggal 27 Januari 2017. Saya dalam proses memberikan perspektif bahwa pilihan saya bersifat personal.
"Kapan kau tidak menentang partai?" kata Pak JK.
"Izin, boleh saya jawab, Pak?" tanya saya.
"Boleh! Kau kan duduk di kursi presiden!" balas Pak JK. Saya memang ada di ujung meja. Di kanan, Pak JK dan Komaruddin Hidayat. Di kiri, Pak Sofyan Wanandi dan kawan SD Pak JK