JAKARTA INSIDER - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Yahya Cholil Staquf menjadi pembicara kunci di forum The Oxford Union Society yang digelar kampus bergengsi dunia, Universitas Oxford, Inggris pada Selasa (22/11/2022), waktu setempat.
The Oxford Union Society merupakan salah satu lembaga bergengsi di Universitas Oxford, yang didirikan sejak 1823.
The Oxford Union Society sering menghadirkan para pemimpin dan tokoh berpengaruh dunia seperti Albert Einstein, Dalai Lama, Mother Theresa, Stephen Hawking, Michael Jackson, Bill Clinton, David Cameron, Malala Yousafzai, dan tokoh berpengaruh dunia lainnya.
Baca Juga: Jalan panjang Anwar Ibrahim menuju singgasana Perdana Menteri Malaysia
Mengawali diskusinya, KH Yahya menyampaikan sejarah panjang dinamika peradaban Islam.
Setelah runtuhnya Ottoman, komunitas muslim dunia menghadapi persoalan global yang cukup kompleks.
“Seluruh pihak perlu duduk bersama, mengungkap secara jujur akar pesoalan yang dihadapi, lalu merumuskan solusi bersama secara komprehensif,” ujar Gus Yahya, demikian Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah yang akrab disapa, melansir nu.or.id.
Gus Yahya memaparkan empat persoalan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini.
Pertama, penggunaan istilah “kafir” kepada pemeluk agama yang berbeda. Terminologi ini seringkali secara politis digunakan sebagai dalih untuk melakukan kekerasan kepada pihak lain.
“NU secara tegas menolak hal tersebut. Problem identitas muslim-kafir harus diatasi dengan cara yang tidak boleh menimbulkan masalah baru,” tegas Gus Yahya.
Baca Juga: 17 Tahun koma, ayah Pangeran Arab ini masih mengharap keajaiban putranya siuman lagi
Kedua, perlunya mengembangkan cara pandang baru tentang konsep Syariah. Menurut Gus Yahya, konsep ini seringkali dipahami sebagai sesuatu yang sudah selesai. Padahal pengembangan pemikiran Syariah Islam perlu dilakukan terus-menerus supaya ajaran Islam semakin relevan dengan kondisi dan kearifan masyarakat di seluruh dunia.