politika

Peringatan Hari Guru jadi momentum bagi para guru untuk terus menjadi teladan inovasi bagi siswa

Jumat, 25 November 2022 | 15:15 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. (ig:hetifah)

JAKARTA INSIDER - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan peringatan Hari Guru Nasional 2022 menjadi momentum bagi para guru untuk terus menjadi teladan inovasi bagi siswa.

"Guru yang terus ‘menyuntikkan’ semangat berinovasi dalam proses pembelajaran akan melahirkan siswa kreatif dan berkarya positif. Apalagi dengan Kurikulum Merdeka yang membuka ruang bagi guru untuk mengeksplorasi ide kreatifnya,” kata Hetifah di Jakarta, Jumat, (25/11/2022).

Dia memberikan apresiasi kepada para guru yang telah menjadi sosok teladan bangsa.

Baca Juga: Feses di empat jasad berhasil ditemukan, jadi celah untuk tahu penyebab kematian satu keluarga di Kalideres

Hetifah mengutip pernyataan Ki Hadjar Dewantara bahwa peran guru di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan, dan di belakang memberi dukungan moral.

"Apresiasi kepada para guru yang bukan hanya telah memberikan ilmu pengetahuan, namun menjadi panutan akan keunggulan moral, etika, dan karakter kepada peserta didik," ujarnya.

Selain itu, dia menyoroti kasus kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi yang semakin merebak di dunia pendidikan.

Menurut dia, tiga kasus yang terus berulang terjadi itu menunjukkan bahwa pelajar Indonesia darurat moral dan etika.

Baca Juga: Batalnya deklarasi Anies Baswedan jadi capres, isu reshuffle nasdem, perebutan wapres dan tekanan luar biasa

"Selain harus menunjukkan teladan yang baik terhadap siswa, maka guru harus memastikan bahwa siswa menjalankan adab yang baik di lingkungan sekolah. Guru menjadi sosok pelindung dan pengarah bagi siswa," katanya.

Hetifah menceritakan bahwa banyak sekali cerita tentang guru Indonesia yang berkorban untuk mengajar hingga pedalaman dengan fasilitas dan dana yang tidak memadai.

Menurut dia, para guru tersebut adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan teladan yang sesungguhnya.

Namun, dia menilai hal tersebut menjadi "pekerjaan rumah" besar bagi negara yang belum bisa memastikan seluruh guru terjamin hak dan kesejahteraannya.***

Tags

Terkini