Sebagaimana yang dilansir JAKARTA INSIDER dari The New York Times, U.S. Geological Survey mengatakan bahwa gempa bumi Cianjur terjadi di zona subduksi, area dimana salah satu lempeng kerak besar planet Bumi, yaitu Australia dan Sunda.
Proses pergerakan kedua lempeng tersebut sangat lambat dengan kecepatan dua inci per tahun.
Baca Juga: Pernah mengalami masuk angin saat musim hujan? Tenang ada penangkal ala dr Zaidul Akbar
Gerakan ini menimbulkan tekanan gesekan antara dua lempeng yang sering mengakibatkan gempa bumi.
Menurut Indeks Risiko Bencana Indonesia, Kabupaten Cianjur merupakan daerah paling berbahaya di Indonesia yang sering mengalami berbagai bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, hingga tsunami.
Dampak dari gempa bumi Cianjur juga dirasakan oleh warga Jakarta, dimana mereka melaporkan bangunan dan perabotan rumah bergoyang.
Baca Juga: Mantan paranormal Ki Joko Bodo wafat Selasa ini, Alhamdulillah sempat hijrah dari dunia mistis
Dengan kekuatan gempa bumi yang cukup dahsyat, Bupati Cianjur Herman Suherman memperkirakan korban jiwa akan terus bertambah.***