JAKARTA INSIDER - Belum usai perihal ledakan di Polandia yang tewaskan dua warga sipil Polandia yang berprofesi sebagai buruh tani, dan juga ledakan di Zaporizhizhia yang meledakkan PLTN milik Rusia, kini NATO kerahkan kapal induk.
NATO mengerahkan kapal induk di sekitaran laut Mediterania dan laut Atltantik untuk latihan perang dengan kapal yang di persenjatai rudal dan peluru.
Jens Stoltenberg yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal NATO mengatakan bahwasanya upaya ini merupakan kebijakan dari pihak NATO terkait perang Rusia dan Ukraina yang semakin membara dan tak ada titik damai.
Baca Juga: Rusia laporkan Ukraina hantam PLTN Zaporizhizhia, serang dari udara dengan peluru
NATO mengerahkan kapal induk dan sedang dalam masa latihan perang di kawasan laut Atlantik dan laut Mediterania yang akan di siapkan khusus untuk memantau perang Rusia dan Ukraina.
Jens Stoletenberg tidak main main dalam menyikapi konflik Ukraina dan Rusia yang menurutnya tidak bisa diatasi dalam waktu singkat.
NATO ungkapkan bahwa tujuan pengerahakn kapal induk ini adalah untuk pengamanan kedua belah negara dan juga untuk perlindungan negara Polandia yang pekan lalu sudah di hantam oleh serangan rudal nyasar.
Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak temui Zelensky, tawarkan bantuan senjata baru untuk Ukraina
Jens Stoltenberg mengatakan kapal induk yang di kerahkan oleh NATO berjumlah lima dan merupakan kapal induk yang canggih dan juga di persenjatai rudal dan peluru.
Kapal induk yang dikerahkan NATO akan berlatih dengan kapal yang dipersenjatai dengan anti peluru serta kapal selam yang di desain untuk hadapi perang dan adanya serangan senjata atau peluru dari pihak sekutu lawan.
Lima kapal induk super canggih milik NATO yakni diantaranya adalah, USS George H.W. Bush dan USS Gerald R. Ford milik Amerika Serikat, HMS Queen Elizabeth milik Inggris, Charles De Gaulle milik Prancis, dan ITS Cavour milik Italia.
Kapal induk USS Gerald R. Ford yang merupakan kapal induk yang memiliki tenaga nuklir berkekuatan super dan terbaru dan juga merupakan yang terbesar di dunia telah tiba lebih awal di Inggris, bersama dengan kapal dari Jerman, Belanda, Kanada, dan Spanyol.