politika

KTT G20 di Bali, Presiden Joko Widodo imbau anggota G20 tidak mengulangi kesalahan tangani pandemi COVID-19

Selasa, 15 November 2022 | 21:59 WIB
Presiden Jokowi imbau anggkta G20 tidak mengulangi kesalahan ketika menangani wabah COVID-19. (Dok. Indonesia.go.id)

JAKARTA INSIDER - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengimbau seluruh anggota G20 tidak mengulangi kesalahan ketika menangani wabah global COVID-19.

Kesalahan masa lalu diminta dijadikan pembelajaran berharga dalam penanganan wabah di masa depan.

"Jadikan, kata 'never again' pada masa lalu dan menjadikan mantra dalam mencegah kemungkinan pandemi di masa depan," ujar Jokowi ketika membuka working session II yang mengambil tema "Health" pada KTT G20, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Dalam pertemuan di KTT G20 Bali, Joko Widodo menyampaikan duka cita saat bertemu Erdogan

Dalam laman indonesia.go.id yang dilansir JAKARTA INSIDER, Selasa (15/11/2022), Jokowi menyebutkan, program darurat kesehatan yang sedang dibangun saat gelaran Presidensi G20 Indonesia harus dapat diteruskan.

Alasannya, konsep tersebut muncul dari gagasan atau kisah sukses para anggota G20 dalam mengatasi penyebaran wabah di negaranya.

Ada beberapa program berkaitan dengan arsitektur kesehatan global yang jadi keputusan bersama antara lain "pandemic fund" (Dana pandemi) yang telah berjalan.

Baca Juga: Ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjol. Berikut ini daftar 88 ilegal terbaru 2022. Catat!

Dalam program itu, Indonesia telah menyumbangkan sebesar 50 juta dolar AS.

Negara anggota G20 lain, lanjut Presiden Jokowi, harus memastikan program tersebut berjalan, bukan sekadar berkontribusi dengan memberikan sejumlah dana di program "pandemic fund" tersebut.

"Harus ikut mengawal proses itu, untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional kawasan dan global," jelas Presiden.

Baca Juga: Buku yang ditemukan di rumah empat jasad tak ada unsur sekte, benarkah kematiannya karena anut apokaliptik?

Kemudian, program yang berkaitan dengan pemberdayaan, sebagai solusi dari kesenjangan kapasitas kesehatan.

Secara khusus, negara berkembang perlu mendapatkan program itu secara adil.

Halaman:

Tags

Terkini