JAKARTA INSIDER - Melihat dari berbagai survei politik yang dilakukan oleh berbagai lembaga, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo selalu berada di nomor-nomor atas sebagai calon presiden (capres). Keduanya memang terlihat masih muda dan punya talenta kepemimpinan yang kuat.
Anies maupun Ganjar memang mempunyai citranya masing-masing. Apalagi mereka pernah dan masih menjabat sebagai Gubernur di DKI Jakarta maupun Jawa Tengah.
Bila banyak kalangan Islam mencalonkan Anies sebagai Capres 2024, maka kalangan sekuler banyak yang mencalonkan Ganjar Pranowo untuk Capres 2024. Kelompok Cokro TV dan anggota PDI-P banyak yang memilih Ganjar.
Anies mempunyai kelebihan pemahaman agama, intelektualitas, manajemen dan komunikasi publik. Begitu pula dengan Ganjar. Ganjar hanya ‘kalah’ dengan Anies di bidang pemahaman agama (Islam).
Di luar Anies dan Ganjar, memang ada capres-capres lain yang ingin maju. Tapi nampaknya belum mengangkat.
Prabowo kini sudah masuk kotak. Banyak pendukung yang terang-terangan kapok memilihnya kembali.
Puan Maharani juga tingkat keterpilihannya masih kecil. Prestasi dan intelektualitas Puan rendah dan diragukan.
Sandiaga Uno juga masih banyak yang ragu kepadanya. Belum ada prestasi Sandi yang membuat wow masyarakat untuk memilihnya.
Salah satu perbedaan mencolok antara Ganjar dan Anies adalah dalam masalah radikalisme. Dalam kebijakannya tentang ini, Ganjar mengikuti presiden Jokowi.
Ganjar menyatakan, ”Tidak ada toleransi pada kelompok radikal dan penolak Pancasila di negeri ini. Karena ketika kita biarkan, mereka akan menggurita. Mari sama-sama waspada, mari sama-sama menjaga Indonesia.”
Baca Juga: AHY datang ke rumah Anies Baswedan, mereka tampak hangat dalam pertemuan tersebut
Dalam masalah radikalisme ini, Anies hati-hati. Ia tidak pernah menyinggung soal radikalisme. Anies tahu bahwa radikalisme adalah masalah politik.