politika

Momen saat Jenderal Hoegeng mengkritik habis-habisan polisi yang bergaya hidup mewah

Senin, 17 Oktober 2022 | 10:30 WIB
Jenderal Hoegeng menjadi ikon polisi yang tegas menolak korupsi, jujur, dan konsisten dengan pilihan hidup sederhana.

JAKARTA INSIDER - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat, 14 Oktober 2022 memanggil seluruh petinggi Polri ke istana negara. Uniknya, pemanggilan para petinggi Polri ini bertepatan dengan hari lahir Jenderal Hoegeng, yakni tanggal 14 Oktober.

Kiranya bukan sebuah kebetulan ketika Presiden Jokowi memanggil para petinggi Polri pada 14 Oktober, hari lahir Jenderal Hoegeng Imam Santoso yang kharismatik.

Jenderal Hoegeng adalah Kapolri kelima pada periode 1968 sampai 1971. Semasa menjabat, Hoegeng menjadi ikon polisi yang tegas menolak korupsi, jujur, dan konsisten dengan pilihan hidup sederhana.

Baca Juga: Kisah keteladanan Jenderal Hoegeng Imam Santoso: Kapolri yang tak pernah punya mobil pribadi

Mengenai kejujurannya, Presiden Soekarno pun mengakui. Bung Karno mengatakan, Indonesia cukup beruntung memiliki putera bangsa seperti Hoegeng Imam Santoso. Demikian menukil buku “Hoegeng Polisi Idaman dan Kenyamanan” yang ditulis oleh Abrar Yusra dan Ramadhan KH (diterbitkan Pustaka Sinar Harapan).  

Pada tahun 1965, Hoegeng berhenti menjabat kepala jawatan imigrasi. Dia diangkat menjadi Menteri Iuran Negara (kini disebut bea dan cukai). Di sinilah Hoegeng membongkar kasus penyelundupan tekstil besar-besaran.

Tahun 1966, setelah bertugas di luar Polri selama enam tahun, Hoegeng kembali ke Korps Bhayangkara. Dia menjabat Wakapolri yang pada saat itu bernama Deputi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian.

Baca Juga: Viral surat bantahan Irjen Teddy Minahasa, begini isinya

Tahun 1968, Hoegeng dilantik menjadi Kapolri. Lagi-lagi dia masih mempertahankan gaya sederhananya. Hoegeng menolak mobil dinas sedan mewah dan memilih jip.

Selepas tidak menjabat lagi sebagai Kapolri, Hoegeng masih terlihat aktif memberikan perhatian kepada Polri. Sebagai sosok polisi yang paling dihormati di masa itu, Hoegeng seringkali mendapati laporan dari tokoh masyarakat tentang perilaku personil kepolisian.

Puncaknya di tahun 1977, Hoegeng mendapat informasi dari seorang perwira menengah polisi berdinas sebagai provos tentang dugaan tindakan korupsi sejumlah perwira tinggi polisi di bagian jawatan keuangan.

Baca Juga: Beri arahan Kapolri, Jokowi sebut kasus Ferdy Sambo bikin kepercayaan masyarakat rendah

Setelah melakukan investigasi, Hoegeng segera menulis sebuah memo pribadi kepada Kapolri saat itu, Jenderal Polisi Widodo Budidarmo, isinya, Hoegeng mengkritik habis-habisan perilaku polisi bergaya hidup mewah.

Dalam memo tersebut dituliskan:

Halaman:

Tags

Terkini