Fadhil menyatakan bahwa NasDem tidak cukup bisa mencalonkan Anies sendirian, sebab kursi partai itu di DPR RI cuma sekitar 9 persen, jauh dari cukup untuk memenuhi ketentuan Presidential Threshold yang sebesar 20 persen.
Baca Juga: Polri minta pelaku perusakan di luar Stadion Kanjuruhan menyerahkan diri
Karena itu, koaliasi dengan partai lain mutlak diperlukan. “Kita menunggu langkah-langkah kuda yang akan dilakukan Surya Paloh dan Anies Baswedan ke depan, yang tentunya akan menarik perhatian kita semua,” kata Fadhil.
Lebih lanjut dia menilai sambutan atas deklarasi itu sangat ramai dan gegap gempita oleh masyarakat luas. “Rakyat berpikir, sudahlah cukup waktu bagi rezim sekarang ini,” ujar Fadhil.
Artinya , menurut Fadhil, masyarakat menginginkan perubahan, yaitu perubahan dalam policy, dalam personel pemerintahan, dalam paradigma, dalam program pembangunan, dan yang paling penting adalah perubahan visi ke depan untuk bangsa ini.
Baca Juga: Anies capres Nasdem, hari ini Puan dan Airlangga jalan pagi di Monas
Dalam negara demokrasi, kata dia, hal ini wajar saja. Rakyat menilai, 10 atau dua periode itu sudah lebih dari cukup.
Rakyat sudah bisa menilai apa yang dirasakan selama di perinta oleh Jokowi, terutama dalam masalah kesejahreraan ekonomi dan sosial.
“Gegap gempita dukungan kepada pencalonan itu, bisa diartikan bahwa rakyat ingin Anies memberikan perubahan yang lebih baik untuk mereka,” kata Peneliti Senior INDEF ini.
Baca Juga: Kenapa Maulid Nabi yang dirayakan bukannya malah hari wafatnya? Begini Penjelasannya
Ia menekankan bahwa rakyat ingin ada perubahan dalam bidang pembangunan.
Masyarakat menunggu sampai sejauh mana Anies bisa menjadi figur yang tepat untuk misi ini.
Karena itu, masyarakat tidak terpengaruh dengan gonjang-ganjing hukum tetang KPK akan menjadikan Anies sebgaai tersangka dalam kasus Formula E.
Baca Juga: Ganjar capres PSI, Ganjar meradang
“Saya menilai, kalau KPK ngotot itu berarti dia mencari gara-gara sebab akan menimbulkan reaksi yang sangat keras dari masyarakat.