JAKARTA INSIDER - Akhir-akhir ini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjasi sorotan di jagat media maya.
Pasca SBY mengunggah tentang mimpinya yang melakukan perjalanan ke arah Jawa Timur dan Jawa Tengah bersama dengan Megawati dan Presiden Jokowi.
Isi cuitan pertama dari SBY adalah saya bermimpi di satu hari pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir.
Untuk cuitan yang kedua SBY menuliskan bahwa di Stasiun Gambir sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena masih ada waktu sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai.
''Pertemuan Megawati dengan SBY ini sangat mungkin terjadi kalau di mediasi oleh Jokowi, kan di situ kan secara lugas disebutkan bahwa saya bermimpi Jokowi itu mendatangi rumah saya kemudian bersama-sama menjemput Megawati Soekarnoputri,''kata Adi Prayitno sebagai pengamat politik.
Adi juga menilai bahwa SBY melalui unggahannya tersebut seakan-akan memberikan tawran kepada PDIP.
''Bagi saya keinginan rekonsiliasi politik sebenarnya yang ditawarkan SBY kepada PDIP, tinggal apakah respon ini kemudian bisa disambut positif atau tidak. Kita tinggal melihat bagaimana respon dari PDIP,''jelas Adi.
Adi Prayitno juga menyebut tentang pernyataan Puan Maharani yang mengungkapkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di negara ini.
Menurut Adi apabila Demokrat jadi berkoalisi dengan PDIP maka Anies Baswedan akan terancam gagal untuk menjadi Capres 2024.
''Kalau Demokrat kemudian jadi berkoalisi dengan PDIP maka koalisi perubahan akan masalah, akan bubar maka Anies Baswedan terancam untuk tidak mendapatkan tiket karena gabungan dari PKS dan Nasdem itu tidak cukup menggenapi ambang batas presiden,''terang Adi.
Baca Juga: Wow! Jelang Idul Adha 2023 Baznas prediksikan hewan kurban tembus 10 juta ekor
Sehingga akhir-akhir ini muncul opini bahwa komunikasi politik yang dibangun oleh PDIP dengan demokrat merupakan cara untuk mengganggu koalisi perubahan.