Lantaran Arya menilai jika Gibran ini, sangat smart dan teduh terbukti saat sedang bertemu dengan Erlangga, ia pun mengatakan bahwa sangat respek dan kagum dengan Ibas.
Arya menganggap seperti adanya lompatan-lompatan, yang tidak terbiasa dengan gaya-gaya politik dieranya.
Ia pun juga menjelaskan mengenai keakraban yang sedang dibangun oleh Prabowo dengan Jokowi, dianggap oleh PDI-P tidak dianggap terlalu politis.
Malah PDI-P beranggapan bahwa, kemungkinan Prabowo hanya ingin ditemani melihat kota Solo disaat malam dengan berbagai kuliner yang ada.
Arya pun tidak menampik jika para pengamat politik itu, mengkalkulasikan adanya kerjasama yang lebih intens dalam pencalonan Prabowo, apalagi saat ini sedang tahunnya politik.
Sehingga Arya melihat sah-sah saja, tetapi seperti yang sudah dijelaskan oleh Arya di awal bahwa mengerti gaya politik Gibran dengan gaya milenialnya. ***