JAKARTA INSIDER – Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, untuk kesekian kalinya menemui Prabowo.
Muncul banyaknya spekulasi pertemuan antara Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum (Ketum) Prabowo Subianto, apa sebenarnya makna pertemuan kali ini.
Ketua DPC Gerindra Solo, Ardianto Kuswarno membenarkan dalam agenda ada pertemuan dengan Gibran Rakabuming Raka, setelah dari Semarang maka Prabowo akan menginap di Solo.
Ardianto Kuswarno menyebut pertemuan Gibran dan Prabowo bertujuan untuk konsolidasi, selain memang mereka yang memiliki hubungan sangat akrab seperti anak sendiri.
Lebih lanjut Ardianto menjelaskan mengenai pertemuan itu, kemungkinan untuk membicarakan masalah yang memang harus dibahas lebih dalam lagi.
“Mulai perkembangan-perkembangan politik, apalagi sering ngobrol dengan Gibran yang masih muda mengenai kota Solo bagaimana, yang menarik perhatian Prabowo,” jelas Ardianto. Dikutip dari kanal Youtube Kompas TV.
Baca Juga: 12 Ciri orang yang sudah menjadi pengabdi atau pemuja setan, waspada jika ada di sekitar anda!
Anggota DPR fraksi PDI-P Aria Bima, angkat bicara terkait adanya hubungan kedekatan antara Gibran dan Prabowo yang tidak bisa dilepaskan.
“ Pak Prabowo adalah pembantu presiden ya yang membantu banyak hal kinerja, pak Jokowi dan kehebatan dari Mas Walikota Gibran ini adalah mampu menavigasikan kadar hubungan dan jarak hubungan dengan seluruh pembantu bapaknya,” tutur Aria Bima.
Dan itu pun juga, Gibran lakukan untuk menteri-menteri yang selalu hadir di Solo dan hampir semuanya mulai dari Muhaimin Iskandar yang juga sering hadir.
Ditambahkan oleh Aria Bima, ketua Golkar juga hadir. Gibran menjadi sesuatu sebagai putra presiden sekaligus walikota Solo yang sekarang juga menjadi episentrum ekonomi kuliner yang hampir semua ingin mendekati Gibran.
Selain itu, Arya melihat pertemuan Gibran dengan Prabowo dilihat ada semacam komunikasi politik dengan gaya milenial, tentang sikapnya sebagai kader partai, walikota, Arya tetap memiliki keyakinan bahwa Gibran akan tetap tegak lurus dengan keputusan partai.
Arya Bima justru menilai gaya politik Gibran ini dinilai sangat unik, berbeda dengan gaya politik di era dirinya dan Prabowo.