politika

Genap setahun invasi Ukraina, Rusia dilanda ketidakharmonisan hingga ada tudingan pengkhianatan

Sabtu, 25 Februari 2023 | 21:54 WIB
Pasukan PMC Wagner, tentara bayaran Rusia saat berfoto di depan kendaraan dengan seragam dan senjata di tangannya. (Instagram / @great_warr)

JAKARTA INSIDER – Invasi Rusia ke wilayah Ukraina telah genap satu tahun hingga tanggal 24 Februari 2023 kemarin.

Namun, baik Rusia maupun Ukraina hingga saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda damainya perselisihan.

Bahkan meski Ukraina mengalami banyak kekalahan seperti jatuhnya korban dan pembangkangan pasukan, nyatanya negeri Zelenskyy setidaknya berhasil memberikan serangan balasan terhadap tentara bayaran PMC Wagner yang dipakai oleh Rusia.

Baca Juga: Ukraina berulah, obok-obok Belarusia agar bergabung dengan Rusia ke medan perang

Keberhasilan tersebut berupa serangan terhadap pesawat tempur Rusia Sukhoi SU-24M yang ditembak jatuh oleh tentara Ukraina di wilayah Bakhmut, Donetsk saat melakukan operasi di wilayah tersebut.

Tembakan yang dilancarkan pasukan Ukraina tidak hanya membuat kerusakan pada badan pesawat tempur Rusia dengan nomor seri RF-93799 itu.

Senjata MANPADS yang digunakan juga berhasil menembak mesin jet tempur Sukhoi SU-24M hingga jatuh dan terbakar.

Baca Juga: Gempa seakan tak memberi efek jera Timur Tengah, kini serangan Israel tewaskan belasan warga Palestina

Keberhasilan pasukan Ukraina melumpuhkan salah satu pesawat tempur milik Rusia rupanya memercik ketidakharmonisan dalam internal Rusia.

Hal itu bermula dari sebuah tudingan pengkhianatan dari pemilik tentara bayaran PMC Wagner, Yevgeny Prigozhin terhadap pemimpin Federasi Militer Rusia.

Pemilik Wagner Group menilai pejabat Rusia tidak memberikan suplai amunisi terhadap pasukan yang berada di medan perang untuk menyerang tentara Ukraina yang mempertahankan wilayah Bakhmut.

Baca Juga: Semakin panas, AS terang-terangan sebut Rusia tidak akan memperoleh kemenangan di Ukraina

Tudingan tersebut semakin nampak lantaran pihak Rusia juga enggan memberikan dukungan dari jalur udara dalam operasi genjatan senjata yang pecah di Donetsk.

Dari pesan suara yang dibagikan di Telegramnya pada 22 Februari kemarin, menurut pemilik Wagner Group apa yang dilakukan oleh Rusia tergolong pada sebuah pengkhianatan besar.

Halaman:

Tags

Terkini