JAKARTA INSIDER - Konflik Rusia Ukraina telah berjalan selama satu tahun sejak awal serangan pada 24 Februari 2022.
Hingga saat ini, baik pihak Rusia atau Ukraina sama-sama tidak mau tempuh jalan damai dan tetap melakukan kontak senjata.
Selain Rusia dan Ukraina, sekutu masing-masing negara mulai ikut merapat.
Jika Ukraina terang-terangan didukung NATO, maka Rusia masih mencari kawan, salah satunya mendekati Tiongkok untuk mendapat dukungan, salah satunya dalam bentuk pasokan senjata.
Pegangan Twitter Tiongkok populer, @zhao_dashuai, telah menghasilkan “katalog senjata” yang sangat menarik yang dibutuhkan Rusia untuk melawan Ukraina yang didukung NATO.
Menurut Zhao, ada dua cara di mana Rusia dapat meningkatkan kemampuan dronenya dalam konflik dengan Ukraina.
Opsi pertama adalah menggunakan sistem Swarm Drones buatan China, yang akan menjadi peningkatan signifikan dari drone buatan Iran saat ini.
Militer Rusia telah menggunakan serangan kawanan dengan drone Shahed-136, tetapi mereka hanya mampu meluncurkan sekitar 5-12 drone per serangan, yang membuat sistem pertahanan udara Ukraina kewalahan.
Namun, peluncur segerombolan yang dipasang di truk buatan China dapat meluncurkan hingga 200 drone sekaligus, dan ini bisa menjadi pengubah permainan bagi Rusia.
Baca Juga: 7 Jenis makanan ini baik bagi penderita diabetes, bisa mengontrol gula darah tetap stabil
Zhao menyarankan bahwa jenis sistem ini akan memberikan kesempatan unik bagi tentara Rusia untuk menyerang posisi Ukraina saat gerombolan itu terbang di atas kepala.
Metode ini telah diuji oleh China Electronics Technology Group Corporation milik negara pada tahun 2020, dan berhasil meluncurkan hingga 200 drone secara bersamaan, bahkan saat platform transportasi sedang bergerak.