JAKARTA INSIDER - PDIP tidak akan gabung atau kerja bareng alias tutup pintu dengan Koalisi Perubahan yang tediri dari Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat. Sikap ini ditegaskan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
PDIP, lanjut Hasto Kristiyanto, tidak mungkin gabung dengan Koalisi Perubahan yang mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan sebagai Capres 2024 yang diposisikan sebagai antitesa Presiden Jokowi.
PDIP jika memang harus bergabung dengan parpol lain atau dengan koalisi tertentu, parpol atau koalisi tersebut tidak mengusung Capres 2024 yang jadi antitesa Presiden Jokowi.
"Ya karena faktor antitesa Pak Jokowi, tidak mungkin bergabung. Kami jelas berbeda dengan NasDem, Demokrat, Dan PKS yang telah mengusung Bapak Anies Baswedan", ujar Hasto Kristiyanto
Dalam penilaian PDIP, semasa Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta, tidak ada program kerja yang berkesinambungan dengan program kerja pada saat Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Jokowi dan Basuki Tjahjapurnama.
"Jadi gubernur saja sudah antitesa. Banyak kebijakan Pak Jokowi yang tidak dilanjutkan, apalagi nanti kebijakan-kebijakan untuk yang lebih besar," ujar Hasto Kristiyanto.
PDIP akan menjalin kerja sama politik di Pemilu 2024 dengan partai-partai yang mendorong semangat gotong royong.
"Kami akan bekerja sama dengan partai-partai lain dan kemudian mendorong semangat gotong royong. Tinggal nanti kita berdialog siapa capres dan cawapres," ujar Hasto Kristiyanto.
Sementara itu, dalam kesempatan wawancara di stasiun televisi swasta dalam rangka memperingati HUT ke-15 TvOne, Anies Baswedan menyangkal bahwa dirinya adalah antitesa Presiden Jokowi, 15/2/23.
Menanggapi cap antitesa Presiden Jokowi, Anies Baswedan mengatakan, "Caranya adalah dengan melihat masa lalu. Apakah ketika Anis Baswedan bertugas di Jakarta, dia meneruskan yang dikerjakan oleh gubernur sebelum atau tidak. Kalau dia meneruskan, berarti besok juga akan meneruskan. Prediktor terbaik atas apa yang akan dilakukan masa depan bukan dari lisannya. Tapi rekam jejaknya."