politika

Sempat mereda, Gencatan senjata yang disepakati Pakistan dan India resmi berakhir, perang berlanjut di Khasmir

Minggu, 11 Mei 2025 | 10:22 WIB
Sempat mereda, Gencatan senjata yang disepakati Pakistan dan India resmi berakhir, perang berlanjut di Khasmir

JAKARTA INSIDER– Gencatan senjata antara India dan Pakistan telah resmi berakhir pada Minggu 11 Mei 2025 setelah sebelumnya kedua negara sempat menyepakati kesepahaman gencatan.

Itu artinya, gencatan senjata hanya berlaku beberapa jam setelah Pakistan dilaporkan mencederai kesepahaman yang dicapai sebelumnya.

Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri mengatakan bahwa angkatan bersenjata India telah diinstruksikan untuk "menindak tegas" pelanggaran perjanjian yang sudah disepakati.

Baca Juga: Kementerian Agama sebut 8 Jemaah Haji asal Indonesia Meninggal Dunia

"Kami menyerukan Pakistan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi pelanggaran ini dan menangani situasi dengan keseriusan dan tanggung jawab," kata Misri dalam jumpa pers.

Keduanya menyepakati penghentian pertempuran yang langsung berlaku pada sore hari itu.

“Kedua belah pihak telah menerima instruksi untuk mematuhi kesepakatan ini,” ujar Misri dalam konferensi pers Sabtu 10 Mei 2025.

Baca Juga: Robert Prevost jadi Paus Pertama dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengaku bangga!

Ia juga menambahkan bahwa pertemuan lanjutan antara petinggi militer kedua negara akan digelar pada 12 Mei pukul 12.00.

Gencatan senjata ini menjadi langkah meredakan ketegangan yang memuncak sejak serangan teroris pada 22 April 2025 di dekat Pahalgam, wilayah Jammu dan Kashmir yang dikelola India.

Namun, India melaporkan bahwa dalam beberapa jam setelah kesepahaman gencatan senjata, ledakan terjadi di kota-kota perbatasan dan India menuduh Pakistan melanggar pakta tersebut.

Baca Juga: Polsek Kelapa Gading berhasil menangkap 2 jambret di Jakarta Utara

Tembakan artileri dan serangan pesawat tanpa awak terlihat di Jammu dan Kashmir, pusat sebagian besar pertempuran, sementara ledakan dari sistem pertahanan udara menggelegar di kota-kota sekitarnya.

Sejauh ini telah dilaporkan kurang lebih ada 26 korban jiwa, termasuk satu warga negara Nepal. Kelompok militan Front Perlawanan mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Halaman:

Tags

Terkini