JAKARTA INSIDER - Dalam pengawasan Israel dan keadaan konflik, sebanyak 80.000 warga Muslim Palestina melakukan itikaf di Masjid Al Aqsa.
Hal tersebut juga dijelaskan oleh Sheikh Azzam Al Khatib yang merupakan Direktur Jenderal Wakaf Islam di Yerusalem.
Sheikh Azzam Al Khatib yang merupakan Direktur Jenderal Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan bahwasanya sebanyak 80.000 umat muslim Palestina menjalankan ibadah itikaf di Masjid Al Aqsa, meskipun dalam pengawasan Israel.
Jemaah Palestina mulai berdatangan sejak Kamis (20/3), menerjang hujan lebat dan pembatasan yang diberlakukan Israel. Ratusan orang tetap berada di dalam masjid semalaman untuk itikaf saat 10 malam terakhir bulan suci Ramadan dimulai.
Setelah salat, para jamaah menyebar ke seluruh halaman dan aula salat Al-Aqsa untuk membaca Al-Quran dan mengikuti pengajian.
Ribuan orang biasanya tinggal di masjid untuk berbuka puasa dan salat Tarawih di malam hari.
Akan tetapi, otoritas Israel melarang pria Palestina di bawah usia 55 tahun dan wanita di bawah usia 50 tahun dari Tepi Barat yang diduduki untuk memasuki Yerusalem, sehingga mencegah puluhan ribu orang mencapai masjid.
Israel telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap akses warga Palestina ke Al-Aqsa sejak dimulainya perang yang sedang berlangsung di Gaza pada Oktober 2023.
Wakaf Islam di Yerusalem telah mengizinkan para jamaah untuk tetap berada di masjid untuk itikaf selama 10 hari terakhir Ramadan, dan merupakan kebiasaan bagi otoritas Israel untuk menghentikan serangan terhadap klaim pemukim ilegal ke masjid selama periode ini, praktik tahunan yang berlangsung sejak serangan semacam itu dimulai pada tahun 2003.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, ketegangan telah meningkat di seluruh Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, di mana sedikitnya 937 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 orang terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal sejak dimulainya serangan Gaza pada 7 Oktober 2023.***