JAKARTA INSIDER - Pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai mencari pemimpin yang melanjutkan estafet Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menimbulkan berbagai interpretasi.
Meskipun demikian, Ketua Umum Holistik Institute M Nur Latuconsina menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak bersifat mengarahkan dan tidak memihak kepada pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) manapun.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna pernyataan tersebut, menyoroti urgensi keberlanjutan kepemimpinan, dan merinci netralitas Polri sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.
Pentingnya Kepemimpinan Berkelanjutan
Dilansir JakartaInsider.id dari PMJ News, Menurut M Nur Latuconsina, penting bagi pemimpin mendatang untuk dapat melanjutkan estafet pembangunan.
Pernyataan ini diartikan sebagai sebuah panggilan kepada semua pemimpin potensial, tanpa memandang latar belakang politik mereka, untuk memastikan bahwa pembangunan di Indonesia tetap berkelanjutan.
Dalam konteks ini, Holistik Institute menekankan agar pernyataan Kapolri tidak dipolitisasi oleh pihak-pihak tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa keberlanjutan pembangunan ini merujuk pada upaya pembangunan yang dimulai sejak era Presiden Soekarno hingga saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Hal ini mencerminkan semangat untuk terus memajukan negara, terlepas dari perubahan pemimpin.
Interpretasi Netralitas Pernyataan Kapolri
M Nur Latuconsina menyatakan bahwa pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit tidak dimaksudkan untuk mengarahkan dukungan kepada calon tertentu.
Lebih lanjut, pernyataan tersebut diartikan sebagai wacana umum tentang keberlanjutan kepemimpinan nasional.