Perusahaan ini menyatakan bahwa mereka mendorong ekspresi bebas dan debat politik yang konstruktif, tetapi memiliki kebijakan nol toleransi terhadap ujaran kebencian.
Playboy menekankan bahwa kata-kata dan tindakan Mia Khalifa memiliki konsekuensi, dan sebagai hasilnya, mereka menghapus kanal Mia Khalifa dari platform kreator Playboy.
Setelah dipecat oleh Playboy, Mia kembali mengeluarkan cuitan, "Menurutku mendukung Palestina telah membuatku kehilangan peluang bisnis, tapi aku lebih marah pada diriku sendiri karena tidak memeriksa apakah aku berbisnis dengan Zionis atau tidak. Salahku."
Ini menjadi peristiwa yang mencolok karena mencerminkan perbedaan pendapat yang kuat dalam konflik Israel-Palestina dan menggarisbawahi dampak sosial media terhadap keputusan yang diambil oleh perusahaan-perusahaan besar.***