Gunakan baju adat Maluku, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pidato dalam rangka HUT Ke-78 Kemerdekaan

photo author
- Kamis, 17 Agustus 2023 | 07:09 WIB
Presiden Joko Widodo memukau dalam pidatonya di HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, menyoroti peluang besar dan tantangan. (Twitter @jokowi)
Presiden Joko Widodo memukau dalam pidatonya di HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, menyoroti peluang besar dan tantangan. (Twitter @jokowi)

JAKARTA INSIDER - Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadirkan pidato yang menginspirasi dan penuh semangat.

Di hadapan sejumlah tokoh nasional dan rakyat Indonesia, Presiden Jokowi menyoroti peluang dan tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia dalam upaya meraih Indonesia Emas 2045.

Dengan lugas dan penuh keyakinan, Presiden Jokowi memulai pidatonya dengan mengenang makna kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

Beliau menekankan pentingnya kesatuan dan persatuan dalam menghadapi berbagai tantangan di tengah atmosfer politik yang semakin hangat menjelang pemilihan presiden.

Baca Juga: Kriris kualitas udara di Jabodetabek, Presiden Jokowi pimpin rapat dan berikan arahan

"Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasana sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren di kalangan politisi dan partai politik, setiap ditanya capres dan cawapresnya, jawabannya, 'Belum ada arahan dari Pak Lurah,'" ujar Presiden Jokowi dengan candaan penuh makna.

Presiden Jokowi menegaskan peran dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin negara, sambil menjelaskan bahwa penentuan calon presiden dan calon wakil presiden sepenuhnya merupakan wewenang partai politik dan koalisi.

Beliau menggarisbawahi bahwa fokusnya adalah pada pembangunan, reformasi struktural, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga mengangkat isu budaya santun dan budi pekerti luhur yang semakin langka dalam era media sosial.

Baca Juga: Jokowi nyaman disopiri oleh Prabowo, ikatan semakin kuat untuk dukungan Pilpres 2024

Beliau menyatakan keprihatinan terhadap penggunaan kebebasan berbicara dan demokrasi untuk menyebarkan kedengkian dan fitnah, yang secara tidak langsung merusak moralitas bangsa Indonesia.

"Saya tahu, ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Ya, ndak apa-apa. Sebagai pribadi, saya menerima saja. Tapi, yang membuat saya sedih, budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa ini tampak mulai hilang," tegas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi melanjutkan pidatonya dengan menyoroti peluang besar yang dimiliki Indonesia, terutama dalam konteks bonus demografi dan trust internasional.

Dengan mayoritas penduduk usia produktif dan meningkatnya pengakuan internasional terhadap Indonesia, beliau meyakinkan bahwa negara ini memiliki potensi besar untuk meraih posisi terkemuka di kancah global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jaka LI

Sumber: Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X