JAKARTA INSIDER - Pendiri PAN Abdillah Toha, sekaligus sebagai penasehat wakil presiden periode 2009 hingga 2014 mengirimkan surat terbuka untuk presiden Jokowi.
Surat terbuka ditulis karena rasa cintanya kepada tanah air (negara) dan hormat kepada Jokowi sebagai kepala negara.
Namun, kemungkinan yang lain adalah bisa jadi surat terbuka ini, juga bisa sebagai kritik untuk presiden Jokowi.
"Surat terbuka untuk presiden Jokowi, Presiden Jokowi yang saya hormati surat terbuka ini saya tulis karena cinta saya dari dalam lubuk hati, kepada tanah air dan hormat saya kepada bapak sebagai kepala negara," tulis Abdillah Toha. Dikutip dari kanal YouTube kanal YouTube Metro TV, Kamis (1/6/2023).
"Bapak bisa membacanya sebagai kritik, tetapi saya tidak ragu karena bapak pernah bilang langsung kepada saya, bahwa bapak tidak keberatan dikritik karena kritik adalah masukan bagi bapak, saya juga percaya, bahkan kritik dari seorang kawan itu, tujuannya agar kawan kita tidak terjerumus dengan memuji terus-menerus, maka justru kawan kita akan jatuh terjerembab," lanjutnya.
"Seperti bapak tahu saya pada mulanya, adalah pendukung kuat bapak bahkan pernah mengedarkan selebaran terkenal yang berjudul 10 alasan mengapa saya memilih Jokowi di periode pertama begitu pula pada periode kedua, saya menjadi pendukung bapak," tambahnya.
"Meski saya tidak pernah masuk dalam tim resmi kampanye bapak, namun demikian pada periode dua saya dapati presiden saya telah banyak berubah dan banyak membuat kesalahan," ujarnya.
"Umpamanya dalam penempatan pembantu-pembantunya lemah dan tebang pilih dalam penegakan hukum, mengusung kebijakan-kebijakan ekonomi yang menguntungkan kelompok pemodal," ungkapnya.
"Termasuk pemodal asing juga menghalangi pertisipasi publik dalam proses berbagai undang-undang yang penting dan banyak hal lagi, yang pernah saya tulis dan tidak akan saya ukangi di sini," tuturnya.
Baca Juga: Anies Baswedan 'ketar ketir' dengan sikap cawe cawe Jokowi di Pilpres, begini respons Yusuf Kalla
"Tapi yang utama dan terpenting dalam tulisang singkat ini adalah, saya merasa di ujung jabatan bapak presiden kita telah mengambil langkah-langkah dan manuver-manuver politik yang membahayakan demokrasi kita," lanjutnya.
"Sehingga demokrasi yang dengan susah payah dan korban jiwa telah dibangun di negeri ini oleh anak-anak muda pada masa revolusi atau reformasi tahun 1998, sekarang menurut pendapat saya dalam keadaan bahaya menuju keruntuhan," tandasnya.
"Yang saya maksud adalam dalam seyahun terakhir ini, bapak tidak lagi konsentrasi pada pekerjaan utama yang dimandatkan oleh rakyat yang harus diakui telah mencapai berbagai kemajuan yang menggembirakan tetapi telah bermanuver untuk merusak demokrasi," tambahnya.
Artikel Terkait
Anies Baswedan 'ketar ketir' dengan sikap cawe cawe Jokowi di Pilpres, begini respons Yusuf Kalla
Jokowi nyatakan cawe cawe di Pilpres 2024, efek pada elektabilitas Bacapres, Litbang: Ada 15 persen..
ASPEBINDO mendukung kebijakan pengawasan dan pengendalian sumber daya alam terkait ekspor pasir laut
Viral 3 poin pernyataan Jokowi: Cawe-cawe, tidak akan netral, karena demi bangsa dan negara bukan pribadi
6 hal inilah, yang dikhawatirkan Anies Baswedan usai pernyataan Jokowi soal cawe cawe dan tidak akan netral