Perkawinan anak di masa sekolah kian marak terjadi, Plan Indonesia dan Pemkab Lombok Barat cegah hal tersebut

photo author
- Kamis, 18 Mei 2023 | 15:34 WIB
Ilustrasi perkawinan anak yang marak terjadi. (Pexels/ cottonbro studio)
Ilustrasi perkawinan anak yang marak terjadi. (Pexels/ cottonbro studio)

Manajer Program Gema Cita, Marzalena Zaini, menekankan, upaya membangun partisipasi bermakna bagi remaja dan kaum muda harus dilakukan dengan melibatkan mereka dalam forum strategis.

Misal, dengan menjadi anggota Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), tim Sekolah Ramah Anak (SRA), Forum Anak Desa, dan pendidik sebaya.

Baca Juga: Hasil Sudirman Cup 2023: Dramatis Indonesia harus akui keunggulan Thailand dengan 0-3, jadi runner up Grup B

“PATBM dan SRA merupakan mekanisme perlindungan anak di desa dan sekolah yang menjadi garda terdepan dalam pencegahan, pengurangan, dan penghapusan kekerasan terhadap anak—termasuk perkawinan anak dan kehamilan remaja," ujar Lena.

"Pendekatan pendidik sebaya juga menjadi salah satu solusi edukasi yang efektif untuk anak dan kaum muda,” sambungnya.

Hal senada disampaikan Romi (17 tahun), pendidik sebaya yang berpartisipasi dalam program Gema Cita.

“Dukungan dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menciptakan ruang yang aman bagi anak di rumah dan sekolah. Sebab, anak-anak patut mendapatkan hak pendidikannya secara tuntas,” pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: Rilis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X