Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati ini berharap pemerintah tertib dalam mengelola amanah. Kepada pejabat, dia juga menekankan pentingnya menjaga amanah. Apalagi di dunia digital seperti sekarang, tidak ada satu hal pun yang bisa disembunyikan dari publik.
Baca Juga: Tersangka kasus pengancamanan Grup Band Radja dibebaskan, KJRI Johor Bahru di Malaysia buka suara..
“Kepada pemerintah, yang punya wewenang mengontrol, termasuk para pejabat. Silahkan gunakan kekuasaan untuk mengontrol. Jangan sampai nanti korupsi merajalela, dibiarkan dan kita menjadi negara terkorup di dunia. Kan malu. Indeks korupsi kita makin lama makin tinggi. Gunakan kekuasaan itu untuk mengarahkan masyarakat pada kehidupan yang lebih baik sesuai aturan dan hukum negara,” pesannya.
“Apalagi seorang pejabat, maka menjaga amanah itu harus diperhatikan. Hifzul amanah. Tapi ya sekarang, (menjaga amanah) tidak lagi menjadi kehidupan mereka. Mereka terbawa oleh gelombang arus kemewahan, konsumerisme, dan tantangan dunia yang di quran disebut la’ibun wa lahwun (permainan dan kesia-siaan),” kritiknya.
Pada kesempatan itu, Dadang juga mencontohkan keteladanan dari para sahabat Nabi yang kaya raya seperti Umar ibn Khattab dan Ustman ibn Affan yang tetap tampil sederhana ketika menjabat sebagai gubernur maupun khilafah.
Baca Juga: Fakta konyol di balik tertangkapnya Ammar Zoni, nekat pakai sabu karena masalah ini
“Mereka mengutamakan amanah. Ustman dan Umar meskipun kaya raya tetap berpenampilan sederhana, begitu juga Ali bin Abi Thalib,” ujarnya.
Pamer kekayaan menurutnya juga tak layak dilakukan mengingat di Indonesia, jurang pemisah antara orang miskin dan orang kaya masih menganga begitu lebar.
“Kita tahu di negara ini macam-macam (ekonominya), ada yang miskin sekali, sementara itu ada yang mengekspos kehidupan super mewah. Itu membuat orang sakit hatinya. Oleh karena itu yang perlu digarisbawahi adalah sikap empati untuk tidak ekpresif mengumbar ekspresi, kemauan, dan syahwat sehingga melahirkan ketidakenakan di pihak lain,” kata Dadang.
Baca Juga: Bisa dicoba, begini cara membuat obat asam urat alami dari Daun Salam
“Oleh karena itu para pejabat yang tahu hal itu mereka menahan diri utk tdk melakukan hal-hal yang dilarang oleh negara maupun oleh agama. Perlu kesadaran semua pihak untuk mengerem. Jangan berlebih-lebihan dalam hidup,” imbuhnya.
Tak lupa, Dadang berpesan kepada para aghniya’ atau orang-orang yang sejahtera di kalangan Persyarikatan untuk terus menampilkan keteladanan.
“Muhammadiyah kan organisasi Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, bukan kekayaan dan bermewah ria, sehingga orang Muhammadiyah cenderung hidup sederhana. Kita ingin meniru kanjeng Nabi Muhammad Saw. Meniru orang-orang salafus saleh, para sahabat, tabiin, dan para ulama yang zuhud untuk tidak hidup berlebih-lebihan,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Waduh, 40 rekening milik Rafael Alun Trisambodo dan keluarga senilai Rp500 miliar diblokir PPATK
PPATK ternyata sudah bidik Andhi Pramono sejak lama, benarkah lakukan pencucian uang?
Mahfud MD dan Sri Mulyani mendapatkan informasi yang berbeda dari PPATK terkait dana 300 Triliun
Sri Mulyani usulkan PPATK menjelaskan data terkait Rp300 T pada masyarakat! supaya tidak terjadi simpang siur
Harta tak wajar di luar LHKPN, besok KPK periksa Kepala Bea Cukai Makassar yang punya rumah megah di Bogor