Jejak sejarah letusan Gunung Merapi, tercatat sejak 700 ribu tahun lalu

JAKARTA INSIDER – Sabtu Legi, 11 Maret 2023, sekira jam 12 siang, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali erupsi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan awan panas guguran Gunung Merapi mengarah ke Kali Bebeng atau Kali Krasak.

Sejumlah tempat di Kabupaten Magelang, Jawa tengah, diguyur hujan abu vulkanik. Di wilayah ini, setidaknya sebanyak 11 kecamatan terdampak abu vulkanik Gunung Merapi.

Baca Juga: Imbas erupsi Gunung Merapi, sejumlah objek wisata ditutup sementara

Gunung Merapi setinggi 2.963 m adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan sudah berada di tingkat siaga tertinggi kedua di negara ini.

Gunung Merapi tercatat terakhir meletus hebat pada tahun 2010, menewaskan lebih dari 350 orang. Dan kemarin 11 Maret 2023, Merapi meletus lagi.

Sejarah letusan Gunung Merapi

Melansir esdm.go.id, sejarah letusan Gunung Merapi secara tertulis mulai tercatat sejak awal masa kolonial Belanda sekitar abad ke-17. Letusan sebelumnya tidak tercatat secara jelas.

Secara garis besar, sejarah geologi Gunung Merapi terbagi empat periode yakni Pra Merapi. Merapi Tua, Merapi Muda dan Merapi Baru.

Baca Juga: KKB makin beringas, pesawat Trigana Air ditembak KKB sampai tembus ke kabin dan kursi penumpang

Pra Merapi dimulai sejak sekitar 700.000 tahun lalu yang menyisakan jejak Gunung Bibi (2025 m dpl) di lereng timur Laut Gunung Merapi. Gunung Bibi memiliki lava yang bersifat basaltic andesit.

Periode kedua, periode Merapi Tua menyisakan bukit Turgo dan Plawangan yang telah berumur antara 60.000 sampai 8.000 tahun. Saat ini kedua bukit tersebut mendominasi morfologi lereng selatan Gunung Merapi.

Pada periode ketiga yaitu Merapi Muda beraktivitas antara 8000 sampai 2000 tahun lalu.

Baca Juga: Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo diselidiki, Mahfud MD: Adanya dugaan tindak pencucian uang