Nah loh! Polisi sebut Mario Dandy Satriyo bohong dalam penganiayaan anak pengurus GP Ansor

JAKARTA INSIDER - Mario Dandy Satriyo diduga memberikan sejumlah keterangan bohong terkait kasus penganiayaan terhadap David, demikian diungkapkan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Awalnya, dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Mario Dandy Satriyo menyebut bahwa terjadi perkelahian. Namun, pada BAP terbaru, ia mengakui merencanakan penganiayaan.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, keterangan yang disampaikan oleh Mario Dandy Satriyo berbeda dengan fakta yang ditemukan oleh penyidik setelah menemukan sejumlah barang bukti baru, seperti CCTV dan lainnya.

Baca Juga: Indra Bekti kaget, Raffi Ahmad pernah transfer ratusan juta rupiah ke Aldilla Jelita saat ia di rumah sakit

“Ada keterangan bohong dari berita acara awal dengan yang baru kemarin kita periksa" dikutip dari PMJ News.

"Awal BAP pelaku mengaku perkelahian. Kemudian bukti digital ditemukan dari bukti tersebut keterangan awal ada kebohongan,” lanjutnya.

Hengki menjelaskan bahwa sejumlah keterangan bohong yang dilontarkan tersangka terungkap setelah adanya perbedaan antara keterangan Mario dengan alat bukti baru.

Baca Juga: Terus cari potongan tubuh model Abby Choi yang tewas dimutilasi, polisi Hong Kong libatkan warga

Alat bukti baru tersebut seperti CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP), chat via WhatsApp, video yang ada di ponsel dan CCTV, sehingga dapat melihat peranan masing-masing orang.

Hengki juga menjelaskan bahwa pada BAP terbaru, terungkap bahwa rencana penganiayaan tersebut sudah direncanakan sejak awal.

"Kami melihat disini bukti digital bahwa ini ada rencana sejak awal," tuturnya.

Baca Juga: Jadi anak yang berkonflik dengan hukum, AG pacar Mario Dandy undur diri dari sekolah

Atas keterangan bohong tersebut, penyidik melakukan rekonstruksi baru dan menaikkan status hukum pacar Mario dari berhadapan dengan hukum menjadi berkonflik dengan hukum.

"Ada perubahan status dari AG yang awalnya adalah anak yang berhadapan dengan hukum meningkat jadi anak yang berkonflik dengan hukum berubah menjadi pelaku atau anak," tandasnya.***