JAKARTA INSIDER - Seiring konflik Rusia-Ukraina memasuki tahun pertamanya pada 24 Februari lalu, ketegangan meningkat dengan cepat di wilayah Transnistria, Moldova, yang dulunya merupakan contoh klasik dari konflik yang membeku dan menguntungkan Kremlin.
Wilayah ini menjadi sorotan setelah Rusia mengklaim bahwa Ukraina sedang mempersiapkan "provokasi bersenjata" terhadap Transnistria.
Pemerintah Tiraspol, kota terbesar di wilayah ini, telah lama bersikeras bahwa Transnistria adalah wilayah Rusia dan pada akhirnya akan menerima pengakuan resmi. Separatis pro-Rusia berada di wilayah ini.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa "unit-unit Angkatan Bersenjata Ukraina, termasuk dengan keterlibatan formasi nasionalis 'Azov'" akan membuka front baru dengan menyerang wilayah kecil yang memisahkan diri dari Moldova ini.
Kementerian Rusia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pasukan Ukraina akan menyamar sebagai pasukan Rusia dengan mengenakan seragam tentara Rusia dan kemudian memasuki Transnistria.
Namun, Moldova membantah bahwa Ukraina merupakan "ancaman langsung" bagi Transnistria.
Transnistria, yang terletak di tepi timur Sungai Dniester, secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dengan dukungan Rusia setelah Moldova mendeklarasikan kemerdekaannya dari Uni Soviet pada 1991.
Konflik bersenjata terjadi di wilayah tersebut dan berakhir dengan gencatan senjata pada 22 Juli 1992.
Transnistria memiliki mayoritas penduduk yang berbahasa Rusia dan memiliki struktur politik, parlemen, tentara, polisi, dan sistem posnya sendiri, meskipun merupakan wilayah yang terkurung daratan di Moldova.
Namun, belum ada negara anggota PBB yang mengakui wilayah ini.
Di sana terdapat gudang senjata terbesar Rusia dari Perang Dunia Kedua yang ditempatkan di desa Kobasna dan telah dijaga oleh tentara Rusia selama beberapa tahun.
Artikel Terkait
Rusia tuduh AS gunakan senjata kimia untuk bantu Ukraina
Bikin Ukraina iri, ini deretan negara yang dukung Rusia
Genap setahun invasi, sebanyak 460 anak Ukraina tercatat telah tewas dalam perang Rusia Ukraina
AS berencana bantu Ukraina dengan robot pembunuh, bakal dipakai di perang Rusia?
Ribuan warga Rusia tinggalkan negaranya hindari wajib militer, rela jadi sopir taksi di Thailand