JAKARTA INSIDER - Skydio, sebuah startup pembuat drone asal Amerika Serikat, mengumumkan pendanaan Seri E senilai US$230 juta (sekitar Rp 3,5 triliun) dan berencana membangun fasilitas manufaktur baru di AS.
Pertumbuhan drone Skydio naik 30 kali lipat selama 3 tahun terakhir.
Pendanaan Seri E dipimpin oleh Linse Capital dengan partisipasi dari investor seperti Andreessen Horowitz, Next47, IVP, DoCoMo, Nvidia, Walton Family Foundation, dan UP Partners.
Baca Juga: AS berencana bantu Ukraina dengan robot pembunuh, bakal dipakai di perang Rusia?
Skydio mengatakan drone-nya digunakan di setiap cabang Departemen Pertahanan AS, oleh lebih dari setengah Departemen Perhubungan Negara Bagian AS, dan oleh lebih dari 200 badan keamanan publik di 47 negara bagian.
Pada April 2022, Skydio mendonasikan sejumlah drone untuk Ukraina, dalam menghadapi invasi Rusia.
Drone tersebut digunakan untuk misi intelijen dan pencarian dan penyelamatan korban.
Skydio melihat permintaan luar biasa secara global dari organisasi yang memenuhi kebutuhan penting bagi setiap warga negara.
Termasuk industri seperti transportasi, keselamatan publik, energi, konstruksi, komunikasi, pertahanan, dan lainnya.
Skydio membedakan dirinya dari kompetisi dalam kemampuan otonomnya, dengan drone yang menampilkan deteksi penghindaran tabrakan.
Baca Juga: Sadis, video Mario Dandy viral, anak Ditjen Pajak yang aniaya anak petinggi GP Ansor hingga koma
Desember lalu, Skydio mengumumkan stasiun dok dan platform baru yang memungkinkan drone diterbangkan tanpa operator di tempat.
Peraturan saat ini seputar uji coba visual membatasi produk ini, tetapi Skydio juga memiliki solusi untuk itu, dan sekarang bekerja dengan perusahaan untuk memperluas program drone mereka.
Artikel Terkait
Steven Seagal mendapat penghargaan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin
Rusia tuduh AS gunakan senjata kimia untuk bantu Ukraina
Bikin Ukraina iri, ini deretan negara yang dukung Rusia
Genap setahun invasi, sebanyak 460 anak Ukraina tercatat telah tewas dalam perang Rusia Ukraina
AS berencana bantu Ukraina dengan robot pembunuh, bakal dipakai di perang Rusia?