JAKARTA INSIDER - Yevgeny Prigozhin, miliarder yang memulai kelompok tentara bayaran Wagner di Rusia, mengatakan bahwa pejabat yang tidak disebutkan namanya membuat para pasukannya tidak memiliki cukup amunisi.
Hal ini menjadi bagian dari persaingan berkelanjutan antara Yevgeny Prigozhin dan beberapa anggota elit Rusia.
Prigozhin dulunya adalah pemilik bisnis katering yang menghindari perhatian publik.
Baca Juga: Prihatin dengan perang Ukraina - Rusia, Tiongkok ingin ambil jalur damai untuk akhir konflik
Namun sejak dimulainya perang di Ukraina setahun yang lalu, dia menjadi lebih terlihat dalam politik Rusia karena Grup Wagner miliknya memimpin pertempuran panjang Rusia untuk kota Bakhmut di wilayah Donetsk Ukraina timur.
Dalam pesan audio tujuh menit yang dirilis oleh layanan persnya pada Senin (20/2), Prigozhin mengatakan bahwa dia harus "meminta maaf dan patuh" untuk mendapatkan amunisi bagi anak buahnya.
Dia mengatakan, "Saya tidak dapat menyelesaikan masalah ini, bahkan dengan semua koneksi dan kontak saya."
Baca Juga: Ingin perang Ukraina - Rusia cepat selesai, mantan PM Inggris malah serukan hal ini
Prigozhin kemudian menyebut bahwa produksi militer Rusia sekarang cukup untuk memasok pasukan yang bertempur di garis depan.
Namun masalah yang dialami pasukannya dalam mendapatkan pasokan adalah karena pilihan yang telah mereka buat.
"Siapa pun yang menghalangi kami untuk mencoba memenangkan perang ini bekerja langsung untuk musuh," kata dia
Baca Juga: Rusia dan Tiongkok kompak tuduh Amerika Serikat sebagai biang kerok perang di Ukraina
Sejak konflik Ukraina dimulai, Prigozhin telah terlibat konflik publik dengan para jenderal dan pejabat Kremlin dan menuduh mereka tidak berjuang cukup keras melawan Kyiv.
Dia dikenal sosok paling kritis terhadap Kementerian Pertahanan Rusia, yang menurutnya mencoba untuk mengambil pujian atas apa yang dilakukan Wagner di medan perang.
Artikel Terkait
Kunjungi Ukraina jelang satu tahun perang dengan Rusia, Joe Biden malah dikritik pejabat Amerika Serikat
Wagner Group kalah battle di Bakhmut, pasukan tentara muslim Rusia siapkan ini untuk lawan Ukraina
Rusia dan Tiongkok kompak tuduh Amerika Serikat sebagai biang kerok perang di Ukraina
Ingin perang Ukraina - Rusia cepat selesai, mantan PM Inggris malah serukan hal ini
Prihatin dengan perang Ukraina - Rusia, Tiongkok ingin ambil jalur damai untuk akhir konflik