"Misalnya dengan mengganggu Taiwan, dengan mengganggu aset-aset di Laut China Selatan. Memang suasana akan tegang, tapi untuk itu memang Trump membutuhkan coalition of the willing yang semakin banyak," tambah dia.
Soal potensi ketegangan geopolitik jika Trump menang ini juga diutarakan mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, dengan asumsi Trump melanjutkan kebijakannya dalam periode pertama pemerintahannya.
Kemungkinan ketegangan itu muncul lantaran negara-negara sekutu di kawasan menghadapi ketidakpastian komitmen payung keamanan AS.
"Negara-negara sekutu di kawasan kemungkinan terdorong untuk mengembangkan kemandirian kemampuan pertahanannya, termasuk pada bidang ballistic missile technology dan maritim.
Ketegangan ini, menurut Marty, menganduk risiko "action-reaction".
Apa yang perlu disiapkan Indonesia?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah Indonesia memantau perkembangan Pilpres AS, yang diperkirakan bakal mengubah kebijakan pemerintahan negara itu jika berganti kepemimpinan.
Menurut Airlangga, penurunan jumlah kelas menengah di Amerika saat ini akan mengurangi permintaan sejumlah barang dan jasa di Indonesia. Sebab, Indonesia dan negara-negara ASEANmasih mengandalkan konsumsi di AS, Eropa, dan China.
Artikel Terkait
Kriminal! Kasus pelarian 3 narapidana penjara Alcatraz bermodalkan sendok logam
Israel klaim serangan terbarunya di Gaza Utara berhasil tewaskan Pejabat Senior Hamas Izz Al Din Kassab
Wajah Sendu Dunia Pendidikan di Indonesia
Yuk Belajar Bahasa Inggris Sambil Berwisata di Kampung Inggris Desa Wisata Adiluhur Kebumen
YCAB Foundation Berkolaborasi dengan Genshin Impact untuk Mempercepat Transformasi Digital Generasi Muda