Pakar UGM: Selama PBB Tidak Tegas, Konflik Palestina-Israel Tidak Pernah Usai

photo author
- Sabtu, 16 Maret 2024 | 16:30 WIB
Ilustrasi perang. (Freepik)
Ilustrasi perang. (Freepik)

JAKARTA INSIDER - Sampai saat ini konflik Palestina-Israel masih berlarut-larut dan belum menemui titik terang.

Anadolu Agency, media berita Turki mengungkap, hingga saat ini jumlah korban tewas palestina mencapai 24.100 per Januari 2024. Israel dengan dukungan Amerika juga dikabarkan akan menggencarkan serangan ke Palestina.

Kondisi ini diperparah dengan pernyataan Amerika dan Israel yang enggan melakukan gencatan senjata.

Baca Juga: Bakamla RI Temukan Jenazah Warga Negara Taiwan Ngambang di Perairan Jakarta

Dapat dibayangkan setiap harinya akan ada ratusan korban jiwa berjatuhan di Gaza akibat tidak adanya dorongan untuk sekedar gencatan senjata, apalagi berdamai.

Guru Besar Bidang Hukum Internasional, Fakultas Hukum UGM, Prof. Sigit Riyanto, S.H., L.L.M, menilai Palestina sebagai sebagai negara berhak menentukan nasibnya sendiri dan tinggal di tanah airnya.

Apalagi sudah ada pelanggaran terhadap norma jus cogens berupa genosida, pengusiran, pembantaian, baik sebelum atau sesudah Israel berdiri.

Menurutnya, pendudukan sebelum abad 20 bisa jadi menjadi cara untuk memperoleh suatu wilayah, dan itu legally justified. Namun saat itu hukum internasional eurosentris, setelah berdiri PBB maka proses dekolonisasi terjadi.

Baca Juga: Analis tanggapi ucapan selamat AS ke Prabowo: Mereka kenal baik Prabowo

“Maka yang namanya pendudukan tidak lagi menjadi cara yang diperbolehkan untuk menambah wilayah. Jadi pendudukan itu bersifat temporal, suatu saat harus dikembalikan,” ucap Sigit, Kamis (14/3), di kampus UGM.

Perkara di mahkamah internasional dalam memperjuangkan tanah Palestina menurut Sigit belum akan menemui titik terang jika PBB sebagai pemegang hak sengketa antar negara belum bertindak tegas.

“Apalagi dengan penolakan upaya gencatan senjata, akan terus ada korban jiwa yang berjatuhan di tanah Palestina sendiri. Bantuan dari negara-negara lain, termasuk dari Indonesia akan sulit dilakukan,” jelasnya.

Baca Juga: Masjid Tjia Kang Ho Potret Akulturasi Budaya Tionghoa, Islam dan Betawi

Sementara Dosen Hubungan Internasional UII, Hasbi Aswar, S.IP., M.A., Ph.D., mengatakan perselisihan antara Palestina dan Israel ini tidak disebabkan oleh pertikaian antar agama, yakni muslim dan yahudi.

Sebab, Yahudi sejak lama menempati wilayah Gaza, namun ketika paham zionis masuk, dan pemerintah Inggris menjalin kepentingan dengan zionist, barulah perebutan wilayah terjadi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: St Shofia Munawaroh LI

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X