JAKARTA INSIDER - Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI), H. Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut, dengan tegas menyatakan bahwa agama tidak boleh diperalat untuk kepentingan politik.
Pada acara Launching Peringatan Hari Santri 2023 di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta, Gus Yaqut mengungkapkan keprihatinannya terhadap penyalahgunaan agama dalam arena politik.
"Saya tidak ingin agama diperalat untuk kepentingan politik," ujar Menag Yaqut dalam pidatonya.
Baca Juga: Umroh backpacker ala Ridwan Hanif: Petualangan spiritual dengan anggaran terbatas
Beliau menekankan pentingnya menjaga kemurnian keagamaan dalam berpolitik dan menghindari penggunaan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan.
Gus Yaqut memahami bahwa saat ini banyak orang yang menggunakan agama untuk mencapai tujuan politik mereka.
Oleh karena itu, ia mengajak para santri, yang memiliki peran penting dalam masyarakat, untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas agama.
Baca Juga: Memahami predikat ummiy Nabi Muhammad SAW, bukan sekadar tidak bisa membaca dan menulis
Menurutnya, santri memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk wajah politik di Indonesia.
"Santri sangat menentukan wajah politik di Indonesia. Saya berharap santri bisa mengikuti jejak pendahulu seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Abdurrahman Wahid yang berpolitik berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan dan pengabdian," ungkapnya.
Gus Yaqut mengingatkan bahwa jika santri memutuskan untuk terlibat dalam politik, mereka seharusnya menjalankan tugas politik mereka dengan penuh keyakinan pada nilai-nilai agama.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Haedar Nashir ungkap pandangan Muhammadiyah tentang politik
Dalam pandangan Gus Yaqut, politik yang diberkahi oleh nilai-nilai agama akan selalu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
"Kalau kita mau berpolitik, sebaiknya politik itu dijiwai dengan nilai-nilai agama, sehingga apa pun yang kita perjuangkan dalam wilayah politik semata-mata mengharapkan ridha Allah, tentu melalui washilah kesejahteraan, kebaikan, dan keuntungan yang itu didapati oleh masyarakat, bukan diri kita sendiri. Yang kita harapkan dari diri kita adalah keridhaan dari Allah. Itu jika kita beragama melalui politik," tambahnya.
Artikel Terkait
Menteri Agama keluarkan Surat Edaran tentang Pedoman Ceramah Keagamaan untuk jaga kerukunan umat beragama
Memahami predikat ummiy Nabi Muhammad SAW, bukan sekadar tidak bisa membaca dan menulis
Umroh backpacker ala Ridwan Hanif: Petualangan spiritual dengan anggaran terbatas
Jelang Pemilu 2024, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad ingatkan Anggota DPR untuk tetap konstitusional