Fauzan Al Rasyid: Warga negara Indonesia jadi pengamat internasional dalam pemungutan suara Rusia di Ukraina

JAKARTA INSIDER - Sebuah kontroversi muncul saat seorang warga negara Indonesia, Fauzan Al Rasyid, yang juga seorang editor di @russiabeyond, menjadi viral karena menjadi bagian dari kelompok "pengamat internasional" yang mendukung pemungutan suara yang diselenggarakan Rusia di wilayah Ukraina yang saat ini dikuasai Rusia.

Dalam wawancara dengan media Rusia, Al-Rasyid mengklaim bahwa ia pergi ke Donetsk dan mengaku sebagai seorang 'ahli' dalam pemilihan tersebut.

Kejadian ini terjadi pada 8-10 September 2023 ketika Rusia menggelar pemilihan tahunan di seluruh negaranya, termasuk di wilayah Ukraina yang sementara diduduki oleh Rusia.

Baca Juga: Refocus startup education technology asal Rusia tutup akibat masalah keuangan 

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah mengecam pemilihan ini sebagai ilegal dan tidak sah.

Fauzan Al Rasyid bukan satu-satunya "pengamat internasional" yang terlibat dalam pemilihan Rusia di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.

Ada 34 orang asing lainnya yang juga terlibat dalam peran serupa.

Baca Juga: Jadi sorotan dunia, ekonomi Indonesia diprediksi akan menyusul Rusia di masa depan

Mereka semua telah melanggar hukum Ukraina dengan memasuki wilayah tersebut secara ilegal.

Reaksi internasional terhadap peran "pengamat internasional" dalam pemilihan Rusia ini sangat keras.

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakui hasil pemilihan tersebut, dan AS bahkan mengancam akan memberlakukan sanksi dan pembatasan visa terhadap individu-individu yang mendukung pemilihan ini.

Baca Juga: Yevgeny Prigozhin pemimpin Wagner Group tewas dalam kecelekaan pesawat di Rusia

Kontroversi ini juga mencerminkan pola yang telah lama dilakukan oleh pemerintah Rusia, di mana mereka menggunakan "pengamat internasional" untuk mencoba memberikan legitimasi pada pemilihan yang sebenarnya tidak sah dan untuk memajukan kepentingan politik mereka.

Sementara Al-Rasyid dan rekan-rekannya mungkin telah menjadi sorotan dalam kontroversi ini, tetapi yang pasti, mereka telah terlibat dalam upaya propaganda Rusia yang dianggap tidak sah oleh komunitas internasional.